Siklus Menstruasi yang tidak Teratur

Siklus-Menstruasi-yang-tidak-Teratur

Siklus Menstruasi Anda sungguh membuat Anda frustasi? Apakah tidak teratur? Anda sering mengalami gejala PMS yang luar biasa menyiksa? Atau apakah Anda mengidam junk food, micin-micinan a.k.a MSG, kebelet banget pengen makan sampah dan yang manis-manis.

Atau Anda menderita PCOS. Kalo iya, Anda perlu baca ini. Udah capek dong perut buncit setiap mens. Udah lelah dong uring-uringan mulu setiap mens. Nggak harus berantem sama patjar kan setiap PMS?

Jika Anda udah menderita dengan hal di atas. Anda kudu baca curhatnya ilmuwan dari klinik intermittent fasting di Kanada. Kali ini, saya akan menerjemahkan tulisan dari Megan Ramos, peneliti atau scientist dari klinik IDM. Cekidot.

Banyak perempuan takut untuk berpuasa, karena khawatir puasa akan membikin masalah untuk siklus haid mereka. Wanita cemas bahwa:

  1. Dapat nyebabin mereka jadi nggak subur.
  2. Atau membuat problem brutal bagi mereka, terutama terkait kehamilan.

Ya, make sense, masuk akal, sih.

Ini menyulut banyak wanita-muda resah untuk berpuasa. Tetapi kenyataannya adalah, justru berpuasa lebih memungkinkan untuk mengatur siklus Anda, dan memangkas gejala sindrom pramenstruasi (PMS) secara dramatis! Dulu, pasien saya juga was-was. Bukan hanya satu pasien, tapi ratusan pasien. Nyaris semuanya mengungkapkan alasan sejenis: ngeri mandul, Sob.

Saya berumur 27 tahun tetapi si metabolisme udah kacau. Saya didiagnosis mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS) ketika saya baru berusia 14 tahun. Saat itu dokter mengatakan kepada saya, “nggak usah gelisah.”, dan “I’d grow out of it”  dan hasilnya saya makin gamang, “Beneran saya bisa sehat lagi nggak tuh?”

By: Megan Ramos (Women and Fasting: Does Fasting Affect Your Cycle?)

Well, I didn’t “grow out of it”. Yah, aku tidak “tumbuh dari itu”. Overtime it became worse.  Seiring berjalannya waktu, kondisi malah semakin memburuk. Dan saya petrified, takut kehilangan kesempatan untuk hamil lagi. Sebagai seorang ilmuwan, saya selalu mengandalkan data berkualitas untuk memandu pilihan saya, tetapi nggak ada penelitian yang kuat tentang puasa dan kesuburan.

Jadi, I put on my scientist hat, saya mengenakan topi ilmuwan saya dan mutusin untuk memikirkan hal-hal dari perspektif evolusi yang lebih praktis.

Hal pertama yang saya reflesikan adalah sarapan. Bukan dalam “break you fast sense”  atau “intuisi untuk membuka puasa”, tetapi secara tradisional, “rasa bahwa Anda harus bangun dan makan sesegera mungkin”, budaya makan secepatnya sesaat setelah Anda membuka mata, yang kita adopsi di dunia Barat. Dan, sialnya Indonesia juga ‘menjiplak’ kultur ini.

I couldn’t help but laugh to myself at the funny images that were popping up in my head as my mind started to take this evolutionary stroll throughout human history. Saya nggak bisa menahan tawa pada gambar-gambar lucu yang muncul di kepala saya, ketika pikiran saya mulai membayangkan evolusi di sepanjang sejarah manusia.

Cavewomen a.k.a Perempuan-Penghuni-Gua nggak bangun pagi, dan bergegas ke lemari es gua mereka, lalu ngeluarin selusin telur, mereka juga nggak mendatangi cupboards atau lemari-gua-mereka kemudian mencabut sekotak sereal.

Di zaman itu, kita harus berburu dan mengumpulkan. Dan bagaimana jika cuaca buruk? Ironisnya, saya mikirin hal ini pada hari-ultra-dingin-dan-bersalju di bulan Januari. What the heck. Apa yang akan kita buru dan kumpulkan pada hari ini di Toronto? Kulit pohon? Nggak ada tanaman yang layak untuk dikonsumsi, dan hampir semua hewan hibernasi. Oleh karena itu, kita harus berpuasa sampai ada makanan, yang mana, bisa jadi kudu menunggu sampe berbulan-bulan, lho.

Pada akhirnya saya menyimpulkan dua hal:

  1. Pertama, wanita jelas berpuasa selama berabad-abad dan nggak memiliki masalah mereproduksi atau saya tidak akan berada di sini, dan Anda juga tidak.
  2. Kedua, apa yang harus saya hilangkan?

Jika Anda tahu kisah saya, Anda tahu metabolisme saya berantakan. Selain PCOS, saya menderita fatty liver atau hati berlemak dan diabetes tipe 2. Angka di timbangan terus menanjak, dan ini semakin menumpuk bahkan meroket lebih cepat setiap tahunnya. Kesehatan saya terjun bebas, bagai air seni yang saya keluarkan di toilet, dan yang lebih parahnya, ini berlangsung terus, tak dapat dihentikan, meskipun saya udah melakukan semua yang direkomendasikan oleh dokter dan ahli gizi saya.

Status kesehatan saya memburuk, saya akan menjadi cacat pada saat saya berusia 35, dan mati pada saat saya berusia 40 tahun. I had nothing to lose. Toh, saya nggak rugi apa-apa. Dalam enam bulan puasa intermiten segala sesuatu tentang “that time of the month” benar-benar berubah, dan menjadi lebih ciamik!

Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya mulai menstruasi teratur setiap 28 hari, tanpa harus menggunakan alat kontrasepsi atau obat apa pun untuk merealisasikannya. It was incredible! Keren banget, Sob! Selain siklus reguler saya jadi ajib, saya berhenti menderita PMS (sindrom pramenstruasi) juga.

Sumber Gambar

That was a bloody miracle if there ever was one. Itu adalah mukjizat jika memang mukjizat itu ada. Beberapa hari menjelang mens, saya akan menghindari pacar, teman, dan anggota keluarga selama waktu ini, karena saya merasa begitu psychotic/ gila dan akan menangis di hampir semua hal. PMS membikin saya jadi super cengeng.

Mungkin Anda akan berpikir, saya mengurung diri sebuah ruangan menonton The Notebook dan mendengarkan Adele berulang kali. Pergolakan emosional yang datang bersama dengan PMS adalah satu hal, tetapi rasa sakit fisik adalah hal lain. Nyeri punggung yang parah dan perut yang remuk rasanya…brutal banget. Ini super duper mengganggu selama satu minggu, tapi berkat puasa, semuanya hilang.

Saya mulai mengalami periode bebas rasa sakit, kembung jauh lebih sedikit. Nafsu makan saya berubah menjadi lebih terkontrol! Saya berhenti mengidam semua makanan manis dan asin yang dulu selalu eksis. Saya mulai bisa konsisten dengan gaya-hidup-rendah-karbohidrat selama menstruasi tanpa susah payah. Akhirnya, bahkan puasa menjadi mudah!  Tetapi—dan ini tetapi yang besar—, pastinya nggak ada perubahan yang terjadi dalam semalam.

Dan seperti kebanyakan hal dalam hidup, awalnya akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik. Pada mulanya, saya berasumsi, “mungkin ini terjadi hanya hanya pada saya.” Namun, pasca melatih ribuan wanita, ada beberapa tren yang pasti akan mencongol ketika wanita mulai berpuasa.

The Tread—The Frequency of Your Cycle Frekuensi Siklus Menstruasi Anda


Selama dua bulan pertama, mayoritas wanita melaporkan siklus menstruasi nggak datang-datang. Ini benar-benar membuat mereka takut dan membuat mereka berpikir bahwa mereka hamil yang super duper nggak diinginkan, atau mereka menduga bahwa puasa mengganyang lady bits atau organ genital mereka dan mereka akan segera sekarat.

Saya memiliki lebih banyak pasien hiperventilasi atau super deg-degan dalam hal ini daripada yang lainnya dalam tujuh tahun kami menjalankan program IDM. Dan saya adalah salah satunya. Dalam kasus saya, saya tahu saya tidak hamil kecuali konsepsi yang sempurna, tetapi saya jeri, bahwa saya telah menghancurkan organ kewanitaan saya, dan juga menewaskan peluang saya untuk menjadi seorang ibu.  Penyebabnya apalagi jika bukan siklus menstruasi saya payah banget.

Saya menghabiskan seharian untuk menangis seperti orang gila setelah haid lebih lambat 9 hari dari jadwal biasanya. Siklus menstruasi saya sungguh brutal. Luckily, saya mendapat manfaat dari memahami sains sedikit lebih baik daripada kebanyakan orang. Ada begitu banyak metamorfosis yang terjadi di tubuh saya. Saya telah menghapus penyakit hati berlemak 100% secepat kilat, dan berat badan saya jeblok banyak sekaleeeee!

Seluruh tubuh saya keluar dari homeostasis dan berjuang untuk mendeteksi “normal” versi terkini. Saya dapat melanjutkan dengan rejimen puasa saya, yaitu  42 jam dua kali pada hari Senin dan Rabu, dan puasa 24 jam pada hari Jumat setiap minggu. Yang sangat mengejutkan, siklus menstruasi ketiga setelah saya memulai rutinitas puasa intermiten terjadi tepat 28 hari pasca ronde kedua saya.

Hal yang sama terjadi pada bulan ke empat, lima dan enam juga. Sejak saat itu, siklus menstruasi saya tepat waktu. Hampir setiap wanita yang pernah menjadi pasien saya mengalami journey yang serupa seperti saya. Beberapa nggak menggubris ketidakberesan di awal karena siklus mereka telah rusak banget sejak dari tahun kuda gigit besi.

Apa pun itu, siklus menstruasi yang berantakan bisa dibenahi. Sekitar tiga dan empat bulan ketika segala sesuatu mulai teregulasi dengan kordial, meskipun di masa lalu Anda memiliki periode yang nggak teratur banget. Bahkan wanita yang belum pernah haid dalam hampir dua tahun, mulai ngalamin siklus normal dalam enam bulan pertama puasa—itu luar biasa!

The Trend —The Symptoms of PMS Tren – Gejala PMS Siklus Menstruasi

Berita baiknya adalah, bahwa gejala-gejala ini nggak memburuk, terlepas dari semua perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh. Kami masih mengalami kram, kembung, mengidam, dan mudah tersinggung, yang selalu kami alami pada dua bulan pertama dalam perjalanan puasa. Seringkali, saya mendorong wanita untuk puasa lemak selama PMS. Jangan pernah ngerjain puasa 100% pada fase PMS.

Fasting is mind over matter atau bagaimana cara kita ngendaliin pikiran aja sih, sebenernya. Jika tubuh Anda melawan Anda sehingga membuat Anda sulit berpuasa, kemungkinan besar Anda akan gagal. Ini mengacaukan orang karena mereka pikir mereka harus dapat berpuasa SEPANJANG WAKTU—tetapi bukan itu masalahnya! Paling sering orang menyerah pada puasa karena mereka merasa seperti mereka “gagal” ketika mereka mencoba untuk berpuasa pada waktu yang nggak tepat. Stop the madness immediately! Hentikan kegilaan segera!

Jangan berpuasa saat tubuh atau hidup Anda nggak mau bekerja sama. Lakukan yang terbaik, misal untuk beberapa bulan pertama, kerjain aja puasa lemak atau tetap pada diet keto atau diet rendah karbohidrat. Segalanya mulai membaik sekitar bulan ketiga. Selama kurun waktu tersebut, Anda akan nemuin bahwa mayoritas efek samping fisik dan emosional PMS mulai menyurut secara signifikan.

Wanita melaporkan bahwa, emang sih nafsu makan mereka masih setrong, tetapi mengidam karbohidrat-yang-nggak-sehat-dan-diproses telah mengempis secara substansial. Saya masih memberi advis untuk ngelakuin puasa lemak selama ini. Keajaiban itu tampaknya terjadi pada bulan ke enam! Efek samping PMS bagai a distant memory atau ingatan yang samar-samar, dan Anda merasa telah sukses mengendalikan diet Anda.

Nah ini dia, biasanya saya akan ngasih saran agar pasien mulai berpuasa secara aktif selama periode menstruasi mereka. Dan kabar baiknya adalah, berat badan mereka merosot secara cantik banget selama kurun waktu ini! And to add to all of the goodness, dan kabar baik yang super duper keren lainnya, pasien sering mengungkapkan bahwa hari pertama sampai tujuh di siklus haid adalah hari yang paling gampil bagi mereka untuk berpuasa!

We always laugh at how freaking crazy this sounds. Kami selalu menertawakan betapa gilanya hal ini,  karena saat menstruasi kita selalu ngidam  junk food, eating frenzy, nafsu makan menggila dan lonjakan berat badan bagai mimpi buruk. Melambung sejadi-jadinya. Anjuran saya untuk para wanita di luar sana yang gugup untuk berpuasa? Start out slowly. Mulailah dengan perlahan.

Cut out snacking. Berhenti ngemil, Sayang. Cobalah dinner satu jam lebih awal jika memungkinkan.  Dan mulailah memotong makanan satu per satu saat Anda merasa nyaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published.