Cara agar Disukai Banyak Orang

a-agar-Disukai-Banyak-Orang

Cara agar Disukai Banyak Orang? Hmm, maksudnya apa? Apa ini tips supaya bisa populer?

Bagaimana jika kamu orangnya introvert dan beranggapan enggak perlu berteman dengan banyak orang? Macam mana bila, kamu enggak ingin terkenal? Plus, kamu sudah sangat menikmati indahnya pertemanan di lingkaran kecilmu?

Namun, meskipun kita tidak butuh orang lain, saya yakin, di suatu momen, mau enggak mau, suka gak suka, demen nggak demen, kita terpaksa bertemu dengan orang lain. Meski kamu bersikukuh kamu enggak butuh penerimaan orang lain, masa sih, kamu enggak hepi jika komunikasimu dengan orang lain bisa semulus dan semolek jalan tol Princess Highway di Australia sana.

Cara agar Disukai Banyak Orang? Gimana caranya? Apakah mudah? Apakah mustahil?

Coba renungkan beberapa pertanyaan ini:

  • Apakah kamu sering bingung harus berkata apa ketika pertama kali bertemu dengan orang baru?
  • Apakah kamu merasa kesepian, dan tidak diterima di mana pun?
  • Apakah kamu mengalami kerugian jika mempunyai banyak kawan?

Dulu, saya pun sering gelisah berada di tempat baru. Bukan apa-apa, saya takut tidak bisa bergaul. Saya was-was tidak ada kesamaan. Pembicaraan menjadi canggung. Namun, sejak saya membaca buku Dale Carnegie, ketakutan saya… SIRNA.

Cara agar Disukai Banyak Orang? Gimana caranya? Caranya… bacalah buku-buku bagus termasuk buku ini. Mengapa saya memilih buku ini? Karena meskipun sudah diterbitkan beberapa dekade lalu, namun…. masih aja relevan, pake banget.

Awalnya buku How to Win Friends and Influence People diterbitkan pada tahun 1936, dan ini mungkin adalah buku self-help terbesar sepanjang masa. Ditulis oleh Dale Carnegie, seorang dosen yang banyak meneliti interaksi manusia, yang telah saya tulis di sini. Tanpa banyak basa-basi lagi. Inilah dia… How to Win Friends and Influence People.

Cara agar disukai nomer satu: Hindari Berdebat!

Dale telah ngalamin sendiri, dan mengobservasi ribuan debat kusir. Dan pada akhirnya, dia nyimpulin, “udah deh, nggak usah cek-cok. Ngapain? Enggak ada faedahnya, Sob.”

Sembilan dari 10 kasus, perang-pendapat berakhir dengan setiap orang semakin keukeuh dengan pendapatnya masing-masing. Even if you win an argument, you lose.  Ini fakta. Bahkan jika kamu menang di ajang adu pendapat ini, kamu tetap kalah.

Mengapa? Well, karena kamu berhasil membuat orang lain merasa inferior, plus juga ‘merobek’ pride mereka. Coba tanya pada diri sendiri, “emang apa benefitnya jika kamu menang?” Hanya perasaan puas sementara, like a temporary sense of victory, tapi, di sisi lain, lawanmu bagai sampah. Apakah itu sepadan dengan waktu dan energi?

Pelajaran kedua: Jangan pernah mengkritik!

Wayne adalah seorang penebang kayu. Carl adalah Tukang bangunan. Wayne spesialis dalam kayu jati dan Carl adalah sang ahli kayu triplek. Suatu hari, Carl memesan beberapa gelondong kayu jati dari Wayne. Setelah menginspeksi kayu jati, Carl frustrasi dengan kualitasnya yang buruk, dan sempat enggak mau membayar.

Tetapi, Wayne menyadari bahwa uji kualitasnya terlalu ketat. Dan, ia telah keliru mengartikan cara menilai kualitas kayu ek. Dia tahu Carl bikin kesalahan. Biasanya, kebanyakan orang akan tergoda untuk berkata, “ini apa-apaan, sih? Kok lu kasih gue kayu jelek.”

Namun, Wayne enggak ngerjain hal tak terpuji itu. Sebaliknya, dia malah bertanya, “Kenapa kayu jati ini kualitasnya enggak terlalu tinggi?”

Fokusnya hanyalah pada pesanan di masa depan, yaitu, dia berharap Carl memberikan kayu yang dia mau.  Dia memperlakukan situasi itu dengan cara yang ramah dan kooperatif. Pada akhirnya, kelakuan Carl berubah. Segera, dia mengakui bahwa dia enggak berpengalaman dengan kayu jati, dan mulai bertanya banyak kepada Wayne.

Finally, dia mengerti bahwa kesalahannya adalah telah gagal-paham menilai kualitas kayu. Carl, lalu bertanggungjawab dengan membayari kayu itu.

Jadi, ketahuan kan, bahwa tidak mengkritik seseorang adalah sebuah hal positif. Enggak mengatakan bahwa seseorang berbuat salah adalah sebuah power. Cobain, deh. Kamu pasti notice, orang lain akan merespons kamu jauh lebih positif Ketika kamu berhenti mengkritik mereka.

Cara agar disukai nomer tiga: ajukan pertanyaan alih-alih memberi perintah.

Itu membuat orang ingin bekerja sama denganmu. Jika kamu ingin pasanganmu membantumu mencuci piring, kamu akan dapat respons positif jika berkata, “Baby, mau aku bantuin nyuci piring nggak?”

Dibanding “Bab, ayo bantuin aku nyuci sekarang!”

Ngeframing request sebagai pertanyaan jauh lebih enak didengar dan membuat pasanganmu sadar bahwa ia punya pilihan, dan oleh karenanya, dia akan lebih responsif.

Pelajaran empat: mengingat dan menyebut nama orang yang kita ajak bicara.

Andrew Carnegie, salah satu orang terkaya dalam sejarah, malah sudah memahami pentingnya menyebut nama.

Saat ia masih kecil, dia memelihara beberapa ekor kelinci. Tetapi, suatu saat, dia kehabisan makanan untuk kelinci.

Lalu, dia ngomong dong sama anak-anak sebayanya. “Woi, kalo kamu bisa nyari makanan buat kelinci, gue akan kasih nama kalian buat kelinci itu. Keren kan? Mau nggak?”

Coba tebak?! Rencananya berhasil dong. Pasca itu, dia selalu menggunakan prinsip yang sama dalam bisnis.

Seorang pria bernama Pullman yang sedang kebingungan, berebut satu sama lain untuk mendapatkan lisensi bisnis sleeping car.

Pada suatu malam, mereka mengadakan sebuah meeting. Lalu, Andrew menyarankan agar mereka menggabungkan perusahaan dan bekerja bareng-bareng aja. Pullman mendengarkan dengan seksama dan kemudian bertanya, “apa nama perusahaan baru itu?” Andrew menjawab, “pastinya, the Pullman Palace Car Company dong.”

Wajah Pullman menjadi cerah dan dia berkata, “sini masuk kamar, kita ngomongin ini sampe kelar.”

Dale mengajar di kelas. Ketika Dale pertama kali bertemu Amy, dia memberi tahu Dale namanya tetapi Dale enggak terlalu jelas mendengarnya. Dale bertanya kepadanya sekali lagi. Dan bahkan ketiga kalinya selama kelas berlangsung. Semakin sering kamu mengulanginya, semakin canggung jadinya. Wajar sih kalo kamu jadi malu jika bertanya lagi dan lagi, tetapi, jika dipikirkan, orang-orang lebih menghargainya saat kamu meluangkan waktu untuk mengetahui nama mereka.

Dale ingat, pernah secara random berbicara dengan seorang cowok di kelas Dale bernama Tom.

Pada minggu depannya Dale datang dan bertanya, “hei Tom, apa kabar?” Kemudian dia menjawab, “Wow saya sangat terkejut dan senang sekali bapak masih mengingat nama saya.”

Dan sekarang ilmu terakhir: bicaralah sesuai minat orang lain.

Jika kamu harus memilih. Satu pelajaran apa yang bisa dipetik dari tulisan ini.

Ini dia.

Berbicara dengan orang baru dikenal adalah sebuah perjuangan bagi Dale. Tapi sejak Dale tau ilmu ini, Dale enggak pusing lagi. Enggak peduli betapa berbedanya kami, namun jika Dale berbicara tentang minat mereka, semuanya baik-baik saja. Pembicaraan mengalir dengan enaknya.

Contoh. Ketika Dale berbincang-bincang pertama kali dengan Amy. Yang Dale lakukan hanyalah mengajukan pertanyaan sederhana. “Apa yang pengen kamu kerjain kalo kamu punya waktu luang?”

Dia menjawab, “saya mendengarkan musik, bernyanyi dan berjoget random, menggambar, ngerjain apa pun yang berhubungan dengan art, olahraga, menonton film dan acara TV yang lucu, membaca, memasak, bermain dengan binatang peliharaan, dan menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman-teman.”

Dale menanggapinya dengan pertanyaan sederhana lainnya. “Keren, jadi apa yang kamu baca dan apa yang kamu gambar?”

Amy menjadi bersemangat. Setelah omongan panjang berbagi minatnya, dia berkata, “Saya terlalu bersemangat membicarakan hal ini. Nggak pernah ada yang mau mengenal saya dan tertarik dengan apa yang saya sukai, jadi saya menyimpan semua ini. Ternyata sangat seru bicara tentang passion saya, jadi makasih ya udah mau dengerin saya.”

Sekarang, kami menjadi sangat akrab, dan jadi teman baik sejak saat itu.

Ini bisa diterapkan dengan siapa saja. Atasan, rekan kerja, guru, teman, keluarga, atau orang asing. Bicaralah sesuai minat orang lain dan mereka akan menyukaimu karenanya.

Kesimpulan

Oke, sekarang mari kita deduksi apa yang telah kita pelajari tentang cara agar disukai orang banyak:

  1. Hindari berdebat!
  2. Jangan pernah memberi tahu orang lain bahwa dia salah.
  3. Ajukan pertanyaan alih-alih memberi perintah.
  4. Ingat nama mereka.
  5. Dan yang paling terpenting, bicaralah sesuai minat orang lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published.