Kurus Ramping dan Lemak Tak Jenuh Ganda

Kurus-Ramping-dan-Lemak-Tak-Jenuh-Ganda

Kurus ramping dan lemak tak jenuh ganda apakah hubungannya?

Jadi begini.

Konsumsi lemak hewani dan mentega melorot drastis sejak Dr. Keys memperingatkan orang Amerika tentang bahaya lemak jenuh. Lemak jenuh adalah komponen utama lemak hewan. Kandungan lemak omega 6 sangat rendah. Baik mentega maupun lemak daging sapi komposisinya sama.

Minyak nabati seperti minyak jagung, sebaliknya, memiliki tingkat lemak jenuh yang rendah, namun sangat tinggi lemak tak jenuh ganda, yang sebagian besar adalah omega 6. Dia nyaris tidak mempunyai omega 3.

Jika kita kembali meninjau Studi Tujuh Negara, dunia nutrisi jaman now menekankan bahwa kita harus mengganti minyak jenuh dengan polyunsaturate. Pada awalnya, ini menyebabkan ledakan minyak trans. Padahal, lemak jenuh menjadi tidak dianggap berbahaya, setelah kita meneliti lebih lanjut. Namun sebelum riset dan penemuan baru dirumuskan, selama beberapa dekade sebelumnya, konsumsi lemak hewan terus menurun.

Dari tahun 1900-1950, konsumsi lemak jenuh berada di tahap stabil. Namun, setelah itu, apalagi ditambah desakan pemerintah untuk memangkas lemak jenuh, pemakaian lemak hewani terjun bebas. Orang-orang ogah memakan lemak hewani. Lemak jenuh kembali berjaya pada akhir tahun 1990-an apalagi setelah serangan diet Atkins. 

Memang, Dr. Atkins menulis dalam the “New Diet Revolution” that, “The thirty-year-long campaign against dietary fat is as misguided as it is futile.” Alias  “Revolusi Diet Baru” bahwa, “Kampanye tiga puluh tahun melawan lemak  adalah sesat dan merupakan kesia-siaan semata.”

Margarine vs Butter, siapakah pemenangnya?

Harus saya akui, Dr. Atkins memang benar. Dia menegaskan masalah ini di website-nya. Semua makanan mengandung tiga tipe lemak—jenuh, tidak jenuh tunggal, dan poli tidak jenuh ganda. Ketiganya mempunyai proporsi yang berbeda.

Konsekuensi yang tidak diinginkan adalah asupan omega 6  meningkat secara signifikan. Lebih tepatnya, ini adalah konsekuensi yang disengaja. Hal itu secara tidak sengaja merugikan kesehatan manusia. Omega 6 adalah keluarga lemak tak jenuh ganda. Asam lemak ini diubah menjadi eikosanoid seperti prostaglandin dan leukotrien. Ini adalah mediator yang sangat inflamasi. Ini tidak bagus.

Aterosklerosis, atau penumpukan plak di arteri pada awalnya dianggap sebagai penyumbatan kolesterol yang terdepresi di dinding arteri. Ini sudah lama diketahui tidak benar setidaknya sejak saya di sekolah kedokteran pada awal 1990an. Patofisiologi aterosklerosis terutama tergantung pada peradangan dan trombosis di dinding arteri.

By: Dokter Jason Fung  (Polyunsaturated Fats – Hormonal Obesity XXXVIII)

Endapan lumpur sebagai ‘respon terhadap cedera’. Dengan demikian plak adalah respon terhadap peradangan. Masalah sebenarnya adalah inflamasi. Serangan jantung dan stroke akan semakin memburuk dengan adanya kontribusi dari peningkatan molekul peradangan.

Lemak omega 3 bertendensi mengurangi efek omega 6, oleh karena itu, kini atensi difokuskan pada rasio lemak omega 3 versus lemak omega 6. Dan sialnya, minyak nabati memiliki rasio Omega 6: 3 yang sangat tinggi. Bahasan kurus ramping dan lemak tak jenuh ganda mulai menarik.

Diperkirakan manusia berevolusi mengonsumsi makanan yang hampir sama dengan Omega 3s dan 6s. Tetapi, diet barat saat ini, estimasi mendekati rasio 15:1. Entah kita jauh di bawah makan omega 3, cara mengatasi omega 6, atau lebih mungkin keduanya.

Mengapa asam omega 3 tidak baik, karena:

  1. Menurunkan trombosit (proses pembekuan darah)
  2. Melemahkan proses agregasi
  3. Mempercepat waktu pendarahan
  4. Dan, viskositas darah.

Ada hal paradok yang menggegerkan dari populasi Inuit, yaitu, meskipun mereka mengonsumsi makanan tinggi lemak, namun tingkat serangan jantung cukup rendah. Selanjutnya, ditemukan bahwa semua orang yang hidangan utamanya adalah  ikan cenderung memiliki tingkat penyakit jantung yang lebih rendah.

Studi tambahan sepertinya menegaskan bahwa penambahan omega 3 pada makanan dapat menggantikan omega 6 dari dinding sel. Namun, ini akan sangat sulit jika rasio Omega 6: 3 adalah 30: 1.

Minyak nabati mulai diolah secara modern pada tahun 1900-an, dan ini meningkatkan konsumsi omega 6 dalam jumlah besar. Dan kita bisa melacaknya jika kita menaruh perhatian lebih detail.

Apakah kemajuan yang dicapai sehingga kuantitasnya bisa melonjak?

  1. Ditemukannya mesin press (expeller).
  2. Penggunakan teknik deodorisasi vakum.
  3. Teknik ekstraksi pelarut.

Siapakah si penjahat utama? Pelakunya adalah bangkitnya era industri peternakan dan ditemukannya cara menggemukan hewan ternak secara instan. Hewan liar cenderung sangat kurus, dan mengandung lemak jenuh ganda tingkat tinggi, yang mana baik untuk manusia. Sementara itu, hewan di peternakan diberi makan berupa dedak hampir setiap saat.

Ditambah, kegiatan para hewan ternak ini nyaris tidak ada, jadi mereka hanya makan sepanjang hari. Sapi, tentu saja, adalah ruminansia atau dirancang untuk makan rumput. Dan jika para sapi ini diberi makan jagung, memang si sapi menggemuk dengan cepat, tetapi, kandungan omega 6-nya juga melonjak dengan semena-mena. Jadi, gandum kita, daging kita, dan minyak kita berbasis omega 6. Ini semua berkontribusi terhadap ketidakseimbangan masif dalam rasio Omega 6 berbanding omega 3.

Pedoman gizi Kanada adalah yang pertama pada tahun 1990 untuk mengenali perbedaannya dan mencakup rekomendasi spesifik untuk kedua jenis asam lemak.

Konsekuensi lain dari ketakutan tentang lemak hewan adalah bahwa warga Amerika nyaris mencapai plastik (yang jumlahnya luar biasa banyak, mungkin se-bak mandi) yang dapat dimakan—margarin.

Mengapa margarin menjadi sangat popular dan sanggup menggeser mentega, ini karena budget iklan yang besar—mereka berkampanye bahwa margarin lebih sehat  karena lemak jenuhnya sangat rendah.

Margarin memiliki sejarah yang menarik. Dirancang oleh seorang ahli kimia Perancis pada tahun 1869 sebagai alternatif mentega murah, pada awalnya dibuat dari lemak sapi dan susu skim. Sebuah perusahaan milik Belanda, yang pada akhirnya menyerap ide ini dan membelinya lantas mendirikan Unilever, dan mulai memasarkan produk mereka secara masif.

Margarin sebenarnya berwarna putih dan tidak mengundang selera, tapi karena dirancang sebagai alternatif mentega, warnanya diubah menjadi kuning.

Awalnya produsen mentega tidak peduli. Margarin merupakan produk marjinal selama beberapa dekade, ditambah pajak dan undang-undang yang mencekik, margarin tidak sanggup menjadi primadona.

Kemenangan besar diperoleh ketika perang dunia kedua, dan mentega menjadi langka. Sebagian besar pajak dan undang-undang yang melawan margarin dicabut karena mentega hampir tidak tersedia. Ini membuka jalan bagi renaisans margarin besar di tahun 1960an dan 70an saat perang melawan lemak jenuh meningkat. Ironis bahwa alternatif ‘sehat’ ini ternyata mengandung banyak lemak trans, yang sebenarnya membunuh orang.

 Kurus-ramping-dan-lemak-tak-jenuh-ganda
Makan Lemak Jenuh Tinggi, Membuat Si Bapak ini Meramping dalam Jangka Waktu 3 Bulan

Syukurlah, kebanyakan pabrikan tidak lagi membuat margarin dengan lemak trans dan telah mencoba memadukan bahan-bahan yang lebih sehat seperti minyak zaitun. Jadi, di mana penelitian sebelumnya telah menghubungkan penggunaan margarin dengan penyakit jantung, patut dipertanyakan apakah studi modern masih akan menunjukkan efek ini.

Namun, tetap saja tidak mengubah fakta bahwa mentega rasanya lebih lezat, dan jauh lebih baik. Sebenarnya ini adalah keajaiban kecil bahwa minyak nabati dianggap sehat. Pertimbangkan jumlah substansial pengolahan—pengepresan, pelarut ekstraksi, pemurnian, degumming, pemutihan dan deodorisasi—yang diperlukan untuk memeras minyak dari sayuran non-berminyak seperti jagung.

Semuanya nyaris tidak alami. Itu hanya bisa menjadi populer di era dimana artifisial dianggap baik. Jus jeruk buatan seperti Tang. Formula untuk bayi. Jello. Sup kalengan.

Ini adalah saat kita menganggap diri kita lebih pintar daripada mother nature. Kita merasa selalu lebih hebat, lebih pintar dan superior dibandingkan dengan alam. Jadi kita mengusir mentega.

Dengan margarin sarat lemak trans-protein yang diproduksi secara artifisial! Kita mengusir lemak babi yang diproduksi dari babi.

Minyak nabati diperoleh dengan industri yang diproses, pelarut yang diekstraksi, dibleaching, diberi deodorant! What could possibly go wrong.

Kurus ramping dan lemak tak jenuh ganda sudah terjawab kan?

Leave a Reply

Your email address will not be published.