Menghilangkan Bosan ala Eckhart Tolle

Menghilangkan-Bosan-ala-Eckhart-Tolle

Menghilangkan bosan adalah skill yang diperlukan dan harus dikuasai dalam hidup kita. Masalahnya, polanya selalu saja berulang. Di awal waktu kita begitu antusias. Tetapi seiring berjalannya waktu, semuanya berubah menjadi menyebalkan. Jika ada seorang pakar kelas internasional memberikan tips gratis, tanpa Anda harus melakukan hal yang ribet dan sulit dicapai, sepertinya bagai too good to be true kan? Tapi sesungguhnya, bosan memang bisa ditaklukkan kok.

Eckhart Tolle, dalam bukunya Stillness Speaks, menjuluki bosan adalah the mind’s hunger a.k.a pikiran sedang kelaperan, Sob.

Dia menunjukkan bahwa, typically, kita kabur dan ‘lari lintang pukang’ dari kebosanan dengan “ngambil majalah, menelepon, nyalain TV, browsing, shopping,” dll. Tapi kok bosen ini masih aja dateng, dari waktu ke waktu, begitu melulu.

Dan kadang-kadang, saya akan melakukan apa yang kebanyakan kita lakukan: distract atau mengalihkan perhatian saya dengan “melakukan sesuatu”, yang terutama, melibatkan the thinking mind/ berpikir.

By: Eckhart Tolle

Tetapi, kini, saya punya pilihan tentang gimana sih saya merespons dengan versi lain. Terkadang, sebenarnya, merhatiin kebosanan saya adalah pemicu untuk ngingetin saya agar mau merangkulnya, dan sebaiknya nyaman dengan keadaan:

  1. Nggak tahu.
  2. Nggak punya gambaran apa yang mungkin saya kerjain?
  3. Bingung apa sih yang harus saya lakukan?

Eckhart menyarankan Anda untuk: “… tetap bosan dan gelisah lalu amati bagaimana rasanya menjadi bosan dan gelisah. Saat Anda membawa awareness/ kesadaran pada perasaan itu, tiba-tiba ada ruang dan keheningan di sekitarnya. Dikit aja pada awalnya, tetapi ketika rasa ruang batin tumbuh, perasaan bosan akan mulai berkurang intensitas dan signifikansinya.”

Jadi, bahkan seremeh kebosanan aja pun dapat mengajari:

  1. Siapa Anda, dan.
  2. Siapa bukan Anda.

Atau, Anda bisa mengoper fokus pada tubuh Anda: “Rasakan energi dari inner body.”

  1. Suara dari mental akan segera melambat atau mandek.
  2. Rasakan di tangan, kaki, perut, dan dada Anda.

Rasakan hidup seperti apa adanya, kehidupan yang menjiwai tubuh. Tubuh kemudian menjadi a door way atau pintu masuk, jadi, bisa berbicara ke perasaan yang lebih dalam, yang ada di balik emosi yang berfluktuasi, dan tertimbun di bawah pemikiran Anda. Dia terselip di sana. Selalu di sana.

Atau, jika Anda ingin “melakukan sesuatu”, Anda dapat meninting aktivitas yang berbau embodies flow: artistik, olahraga, tarian, mengajar, konseling—master atau ahli atawa spesialis dalam ranah apa pun menyiratkan bahwa pikiran-yang-berpikir nggak lagi terlibat sama sekali, atau setidaknya menghuni rangking kedua.

“Sebentuk energi dan intelektual yang lebih akbar dari Anda, namun sebetulnya selalu menyatu dengan Anda, basically, taking control atau mengambil alih.”

Nggak ada tuh proses ngambil keputusan; respons akurat secara spontan terjadi, dan sesungguhnya, ‘Anda’ nggak ngelakuin itu.

Menjadi mahir di kehidupan, sesungguhnya, kebalikan dari kontrol. Anda menjadi sejajar dengan awareness/ kesadaran yang lebih ‘super’.

Ia beraksi, berbicara, menggarap pekerjaan.

Pada akhirnya Anda mendapati dan menemukan kembali bahwa “orang yang bosan” bukanlah Anda. Kebosanan hanyalah kondisi pikiran. State of mind.

Anda nemuin bahwa “orang yang bosan” bukanlah siapa Anda sebenarnya. Kebosanan cuma aliran energi terkondisi dalam diri Anda. Anda juga bukan orang yang pemarah, tukang sedih, atau penakut. Kebosanan, kemarahan, kesedihan, atau ketakutan bukanlah “milik Anda”, bukan milik pribadi. Mereka adalah keadaan isi otak manusia. They come and go. Mereka datang dan pergi. Nggak mungkin dong kalo Anda datang dan pergi. KesimpulanJadi itu bukan Anda.

Jadi, skill menghilangkan bosan itu sulit? Perhatikan skenario di bawah ini.

I am bored atau saya bosan.” Siapa yang sedang sadar saya bosan?

“I am angry, sad, afraid.” Who knows this? “Aku marah, sedih, takut.” Siapa yang sadar tentang ini?

You are the knowing, not the condition that is known. Anda si sadar—yang tau kondisi itu, bukan situasi itu sendiri. Menghilangkan bosan gampang-gampang susah, dan perlu latihan. Tetapi berdasarkan pengalaman saya, jika kita fokus ‘menikmati’ si bosan, ia akan hilang sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.