Skin Care dan Cara Melayer Berbagai Produk

Skin-Care-dan-Cara-Melayer-Berbagai-Produk

Skin care dan cara menggabungkan berbagai produk dan brand. Hmm. Topik yang bikin kepo di dunia olas-oles.

Kamu penasaran enggak, sih, bagaimana caranya untuk melayer bahan aktif yang ada di skin care? Pake yang mana dulu ya? Vitamin C, apa B? Diawali dengan pelembab dahulu, atau yang berbahan dasar minyak?

Dunia kita ini sungguh indah, jika kita mau mengamatinya. Kita punya semiliar opsi untuk melumasi wajah kita dengan bahan apa pun. Suka-suka kita.

Tapi, justru karena produk terlalu melimpah di luar sana, bahannya juga beda-beda, malah bikin kita pusing. Bingung mau menggunakan produk yang mana. Ditambah, biasanya kita membeli dari berbagai brand. Beradu enggak tuh? Takutnya, malah jadi ‘perang’.

Dan, tahukah kamu. Mereka biasanya memiliki konsistensi yang berbeda. Dan aktivitas yang berlainan. Yang menyamakan adalah presentasinya aja sih. Hanya serupa di tampilan. Atau bisa jadi vice versa. Akibatnya, kita jadi kebingungan dan kewalahan. Ya, kan?

Dan hal super seremnya adalah, saat kamu ngeriset kata tertentu, dan kalimat yang nongol, “Oleskan ini sebelum sunscreen, Beb!”

Atau, “Usap minyak ini sebelum moisturizer, eh sesudahnya juga boleh deh.”

Trus, yang lebih parahnya, saat temen tiba-tiba ngechat kamu, terus bertanya, apakah oke, kalo produk tertentu dipasangkan dengan merek nganu, cocok nggak ya buat jenis kulitnya.

Oleh karena itu, kali ini aku akan membahas gimana sih cara mengaplikasikan vitamin A B C, yaitu retinol, niacinamide, dan asam l-askorbat. Dan juga AHA/ BHA. Dan bagaimana cara memakai semuanya, sehingga tidak merusak ekosistem dari bahan-bahan ini.

Esensinya, ini seperti buku panduan, sehingga kalian akan tahu mana kombinasi skin care dan cara ‘meramu’, atau memilih bahan aktif yang mana, yang akan saling bekerja sama, jika digabungkan jadi satu rangkaian.

Satu hal penting yang harus digarisbawahi, bahwa ini  nggak akan sama untuk semua orang. Nah, sesungguhnya, jika kalian belum notice, ada segepok bahan aktif yang saling bertolak belakang di luar sana!

Jadi, aku hanya akan membahas bahan-bahan yang umum saja ya.

Vitamin A atau Retinoid or Retinol

Vitamin A punya keturunan, yaitu:

  1. Retinoid.
  2. Retinol.

Keduanya merupakan antioksidan.

Amazingnya, mereka bisa meningkatkan pergantian sel kulit kita! Dengan kata lain, bisa menghaluskan garis-garis halus dan kerutan, Gaes. Bahkan bisa meratakan tekstur. Membunuh bakteri penyebab jerawat. Makanya, jika kamu berjerawat, dokter kulit biasanya ngasih resep tretioin. Karena memang sangat efektif.

Fun fact lainnya, saat vitamin A pertama kali diluncurkan ke pasaran, itu bukan untuk anti aging atau tidak untuk resep awet muda. Awalnya, tidak dirancang untuk keriput.

Beneran, aslinya tuh, tujuannya, hanya untuk membantu menyempitkan pori-pori, dan mengurangi jerawat. Caranya? Dengan mengakselerasi pergantian sel. Oleh karenanya, permukaan kulit nggak akan tersumbat.

Nama lain dari retinoid yang mungkin kamu kenal adalah:

  1. Tretinoin
  2. Retin-a
  3. Adapalene
  4. Differin
  5. Dan juga retinaldehyde

Jika kamu udah pernah coba, baik itu retinol atau retinoid, kamu akan tau, bahwa efek sampingnya adalah super mengeringkan kulit. Jadi, sangat sangat disarankan, untuk memasangkannya dengan lebih banyak hidrasi atau pelembab.

Vitamin B3 atau Niacinamide

Niacinamide dikenal sebagai MVP untuk mayoritas  jenis kulit. Niacinamide sendiri sesungguhnya adalah, nutrisi yang biasa kita temukan di tubuh kita. Jadi fungsinya secara natural, ngebantuin mengubah karbohidrat menjadi energi.

Kelebihan lain dari si mister N ini:

  1. Memiliki sejarah panjang yang telah diteliti dengan oke banget, dan didokumentasikan dengan apik sekali.
  2. Khasiatnya adalah, mengenyahkan segala masalah kulit seperti kusam dan pori-pori ‘gendut’ nan lebar.
  3. Sangat menolong menyeimbangkan produksi sebum.
  4. Dan memperbaiki tekstur kulit juga.

Bagaimana dengan kulit sensitif? Brilian banget. Mengapa? Karena tidak terlalu asam. Beda dengan vitamin C. PHnya duduk manis di sekitaran 4.5, yang mana, nggak akan bikin kulit kamu teriritasi. 

Kamu akan kaget ketika mendapati fakta bahwa, sesungguhnya niacinamide sesungguhnya, cucok banget ketika dipasangkan dengan bahan-bahan yang berbeda. Mengapa? Ya karena si pH tadi.

Vitamin C

Di luaran sana, banyak turunan vitamin C yang berbeda-beda. Tetapi, bentuk murninya dikenal debagai l-ascorbic acid atau asam askorbat. Dan realitanya, vitamin C adalah bahan yang sangat sangat populer. Super ngehits.

Aku tahu kok, kalian banyak cari vitamin C, dan kepengen tau bagaimana cara memasangkannya. Di luar sana banyak banget mitos dan opini tentang bagaimana menggunakan vitamin C. Diginiin. Digituin. Dipasangin sama ini. Sama ono. Semua destinasinya sama, ingin bisa sangat super efektif di kulit.

Mengapa orang-orang banyak tergila-gila dengan vitamin C:

  1. Efek mencerahkan kulitnya badass bingit ya.
  2. Produksi elastin bisa terstimulasi.
  3. Kolagen di lapisan dermis kulit bisa terpompa.

Tapi apa dong kekurangannya, sehingga banyak orang pusing dibuatnya? Jika bentuknya murni sebagai cairan, dia plin-plan, berubah-ubah terus, dan bahan yang labil. Pokoknya dia sungguh enggak stabil. Mungkin sesuatu yang paling nggak konsisten di dunia ini. Wajar ya banyak orang yang bingung bagaimana cara menggunakan vitamin C, karena sifat dasarnya yang tidak ajeg.

Vitamin C sering kedapatan di banyak serum. Dalam formula booster juga biasanya eksis. Kadang juga ada di pelembab tertentu. Tadi aku pernah bicara, bahwa kadang vitamin C juga punya banyak derivat. Banyak turunan.

Bagaimana cara mengetahuinya? Coba perhatikan di belakang kemasannya. Jika ada bahan yang bernama:

  1. Tetrahexydecyl ascorbate
  2. Ascorbyl glucoside
  3. Magnesium ascorbyl phosphate

Itu adalah beberapa contoh dari derivat vitamin C.

Derivat vitamin C sangat bagus jika kamu berkulit sensitif karena kekuatannya nggak setrong-setrong amat. Dan, emang sengaja dibikin formula seperti itu. Dengan tujuan, supaya bisa ‘memangkas’ iritasi.

AHA atau Alpha Hydroxy Acid

Sesungguhnya, AHA adalah ‘buah’ yang merupakan derivat susu. Atau zat yang larut dalam air. Tugasnya adalah sebagai exfoliant kimia untuk kulit kita.

Bagaimana metode kerjanya? Dengan cara menyapu sisa kulit mati, yang ada di lapisan permukaan kulit kita.

Kamu tahu kan sekarang, gimana manusia meregenerasi kulit? Karena, kadang kala kulit kita hanya terperangkap di dalam ‘lem’, dan sesungguhnya, nggak bisa terbang seperti seharusnya.

Jadi apa manfaat dari AHA:

  1. Menghilangkan sumbatan pada pori-pori
  2. Meratakan warna kulit.

Dengan cara mengurangi si kulit mati. Artinya berkontributif membuang blackheads atau komedo hitam dan whiteheads atau komedo putih.

Jenis AHA apakah yang akan mudah ditemukan di pasaran:

  1. Glycolic acid
  2. Lactic acid
  3. Tartaric acid
  4. Mandelic
  5. Citric acid

Dan, apakah yang membedakan semuanya? Bobot dan ukuran molekul. Misalnya, glycolic acid adalah yang paling kuat karena formulasinya paling kecil, yang mana artinya, dia sanggup meresap lebih dalam ke dalam lapisan kulit. Dia lebih kuat dibandingkan lactic acid—yang mana hebat untuk kulit sensitif. Jadi LA nggak terlalu ampuh ya. Karena sifatnya yang lembut, biasanya kamu akan nemuin LA yang terserak di berbagai produk yang berbeda.

Skin Care dan Cara Melayer Berbagai Produk dengan Mengenal BHA

Atau dikenal dengan nama beta hydroxy acid.

Untuk kamu yang udah jadi BFF-nya jerawat, udah temenan lama banget sama jerewi, pasti kamu mengenalnya luar dalam. Jadi, ini senada dengan AHA.

Fungsi BHA juga sebagai agent yang sanggup mengelupasi kulit mati di permukaan kulit dan mengangkatnya. Dan beroperasi secara kimia. Atau dinamakan a chemical exfoliant. Perbedaannya dengan AHA adalah, BHA ini adalah zat yang larut dalam minyak, yang menyebabkan BHA sanggup menyusup dan menembus lebih dalam ke dalam pori-pori kulit. Pori-pori kulit kita kan memiliki sebum lho.

Jadi dia bisa lebih menerobos, lalu melarutkan kelebihan sebum dan bakteri apa pun yang tercampur dengan sebum. Si biang kerok jerawat. Jadi untuk kulit yang jerawatan, BHA adalah opsi yang molek untuk membantu mengontrol produksi sebum.

Khasiat BHA adalah:

  1. Menghaluskan kulit.
  2. Mengecilkan pori-pori kulit yang membesar.
  3. Mengontrol breakouts pada jerawat.

Nah setelah kita tahu tentang bahan aktif utama, kamu penasaran kan mana yang bisa cocok jika digabungkan.

Bahan-bahan yang bisa dipasangkan adalah:

Hyaluronic Acid Dipasangkan dengan Vitamin C

First duo kita yang ini, sungguh the lovely duo. Duet cantik bingit. Nggak bosen-bosen, pakar di luaran sana ngomong tentang kulit dehidrasi atau kurang cairan akan menyebabkan kulit terlihat dan terasa kusam. Sangat kusam. Without love, without a tender loving stroke. Seperti hidup tanpa cinta. Gersang, bos.

Ketika kamu ngemix and match hyaluronic acid dan vitamin C, sesungguhnya kamu akan dapet manfaat turbo, ngebooster dengan sangat sinergis, yaitu:

  1. Mencerahkan.
  2. Melembabkan.

Si duo maut ini nggak hanya menghidrasi kulit, tidak cuma melembabkan kulit. Tapi vitamin C menolong meratakan kerutan. Lalu jika kamu berjuang dengan discoloration atau warna kulit nggak rata, vitamin C akan membuatnya membaur. Pokoknya dia punya efek mencerahkan secara total. 

Skin Care dan Cara Memadukan Azelaic acid dan vitamin C

Azelaic acid is it a skin-friendly ingredient. Ramah banget pokoknya sama kulit manusia. Tapi, yang lebih ajaib-nya adalah, dia basicnya adalah sebuah keajaiban yang terjebak dalam sebuah tabung.

Mengapa begitu? Karena:

  1. Membikin kalem si radang.
  2. Membunuh bakteri penyebab jerawat.
  3. Dan bahkan, mengobati bekas jerawat.
  4. Serta hiperpigmentasi

Dengan cara yang lembut nan gentle, Sob. Nah, jika kamu mengawinkan dengan vitamin C, efeknya akan melonjak. Mereka saling menguatkan. Powernya jadi berlipat ganda. Jadi, jika masalahmu adalah discoloration atau warna kulit belang bentong, dan kamu ingin bikin itu rata dan mencerahkan skin tone, ini adalah duet mautyang sangat aku rekomendasikan.

Skin Care dan Cara Melayer Retinol/ Tretinoin dan Niacinamide

Mengkombinasikan niacinamide dengan retinol aktualnya adalah, kombo super untuk tipe kulit sensitif. Terutama jika kamu mencari retinol, dan ingin menjadikannya sebagai bagian dari skin care di rutinitasmu. Mengapa begitu? Karena niacinamide ngebantuin mengurangi efek samping retinol yang kuat itu.

Aku jadi inget, pada zaman lulus kuliah, dan aku mulai berkenalan dengan krim dokter. Krim kulit si dokter itu seringnya bikin kulitku ngelotok macem ular.

Lalu aku pindah ke dokter di rumah sakit Persahabatan, ternyata efek yang sama terjadi juga. Ternyata itu adalah retinol, Gaes. Tapi pada saat itu aku tidak mengerti, bahwa itu bisa dikurangi dengan niacinamide didelute dalam aloe vera. Seperti yang kulakukan saat ini.

Dan tidak hanya niacinamide menunjang melarutkan retinol dan menenangkan kulit karena sifat anti-inflamasi, tetapi juga membantu kulit untuk merangsang produksi ceramide.

Jadi apa faedah dari si mister N, yaitu:

  1. Melarutkan retinol
  2. Membuat kulitmu lebih rileks
  3. Merangsang produksi ceramide
  4. Salah satu properti berharga dari Niacinamide  adalah anti radang atau anti inflamasi.

Apa sih ceramide itu? Dia adalah sejenis lipid dan lem yang menyatukan kulit menjadi satu kesatuan sehingga menjadi kuat dan terlindungi. Aku sangat mencintai niacinamide dan juga retinol/ retinoin yang udah aku adopsi selama beberapa bulan ini. Tetapi, jika usiamu belum menginjak 25 tahun, nggak usah mengoleskan retinol. Just don’t even think about it. Unnecessary! Kenapa? Nggak ada benefitnya, Shay.

Niacinamide dan Vitamin C

Ini adalah pasangan yang jadi sumber kericuhan. Sungguh kontroversial. Di luar sana pasti banyak artikel yang bilang, “Dont try at home! Ever! You all, should avoid those stuff at all costs. POKOKNYA NGGAK BOLEH DIGABUNG. TITIK.”

Tapi ternyata itu mitos, Sob. Memang sih dulu itu bisa jadi benar. Di jaman purbakala.

Skin-Care-dan-Cara-Melayer-Berbagai-Produk
Credit: Bruna Branco by Unsplash

Masalahnya adalah, pada riset-riset itu, Vitamin C yang diteliti enggak cukup stabil. Mengapa? Karena di penelitian itu, vitamin C terekspos oleh panas dan temperatur. Padahal kan kita tipikalnya nggak akan melakukan itu. Secara kita biasanya, mengoles skin care di pagi dan malam hari.

Tetapi sekarang, seiring berjalannya waktu, kedua hot babies itu sudah mengalami yang namanya diinovasi dan diformulasi dengan lebih canggih. Jadi sebenarnya cukup aman untuk kulit.

Nah, dengan menutup mata pada fakta yang sudah kadaluarsa itu, mari kita rinci apa manfaat jika Vitamin C direndengkan dengan Niacinamide. Yaitu:

  1. Terbukti menolong kulit dengan menghaluskan kerutan
  2. Menghilangkan kulit kusam
  3. Menghapus pigmen tak rata
  4. Terutama jika berkenaan dengan hal-hal seperti bekas jerawat dan hiperpigmentasi.

Vitamin C, E, dan Ferulic Acid

Trio ini disebut sebagai bahan trifekta. Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa vitamin C itu sangat tidak stabil. Tetapi, ketika kamu memasangkannya dengan vitamin E dan ferulic acid, itu aktualnya menstabilkan. Asli, Beb. Doski bisa meningkatkan keampuhan vitamin C. Dan juga ngurangin iritasi, yang bisa aja terjadi. Selain itu juga, ia mampu ngasih nutrisi pada kulit.

Inilah alasannya mengapa kamu mungkin akan menemukan banyak produk dengan trio kombinasi ini. Lalu, jika kamu memakainya sepanjang hari, itu sangat kondusif untuk menciptakan perisai sangat ketat, yang mana sangat melindungi kulitmu dari lingkungan, dari sinar UV, plus, menstimulasi kolagen.

So it’s like this inside-out effect. Efeknya luar dan dari dalam juga. So it’s really really great! Keren banget pokoknya.

Metode Cara Menggabungkan Bahan Aktif

Ada dua yang biasanya digunakan:

  1. Melihat tekstur atau konsistensi produk.
  2. Melalui pH, yang mana ini lebih advanced.

Melayer Skin Care dengan Melihat Tekstur

Aturan pratisnya adalah, kamu mengoleskan skin care dari yang paling tipis, or yang paling berbentuk air, lalu menuju ke konsistensi, atau tekstur yang berbentuk krim, a.k.a tebal. Alias berminyak.

Skin care berbentuk air atau water-based, itu adalah bahan yang meresap sangat cepat ke kulit kita. Misalnya adalah, toner dan serum.

Kemudian, produk yang teksturnya lebih kental mengandung lebih banyak minyak, yang berfungsi sebagai emolien. Emolien itu artinya menjebak air atau menghidrasi kulit kita. Dan juga, bisa melembutkan kulit. Tapi, aktualnya ini bukan menghidrasi. Sangat berbeda lho ya.

Jadi apa yang dilakukan pelembab atau moisturizers atau bahan-bahan yang lebih kental ini adalah bertindak sebagai selimut. Memastikan segala yang telah dioleskan sebelumnya, yang mana produk yang sifatnya air, tetap terperangkap di lapisan kulit paling dalam, sehingga sel-sel terhidrasi dan hepi.

Pikirkan hal ini. Kamu pernah melihat ketika minyak dan air bergabung, kan? Ketika kamu menaruh keduanya di dalam gelas, kamu akan nyadar bahwa minyak dan air terpisah menjadi dua layer, kan?

Minyak mengambang di bagian atas, sementara air mengendap di bagian bawahnya. Ini adalah representasi visual yang simpel banget, yang menunjukkan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada kulit kita. Itu sebabnya kenapa kita pengen mengoleskan yang konsistensinya air terlebih dahulu. Kemudian baru mengaplikasikan minyak.

Semua itu dilakukan karena ingin mengunci semuanya di kulit kamu.

Melayer Skin Care dengan Melihat Level pH

Ini adalah salah satu pendekatan yang super duper penting jika kamu memilih untuk menggabungkan bahan aktif yang berbeda.

Kita rekap sedikit, apa sih tingkat pH itu? Kisarannya dari angka 0 sampai dengan 14. Dari asam sampai basa.

Jika produk yang kamu pakai terlalu asam, mungkin kamu akan mengalami:

  1. Kulit teriritasi
  2. Merah
  3. Meradang

Nah kebalikannya. Jika sangat basa, kulit kita benar-benar kering, bersisik, dan dehidrasi. Dalam rutinitas kita, kulit kita dengan konstan akan terus berubah naik dan turun, tergantung si pH tadi.

Dan, level ideal, sesuai dengan nature-ya kulit kita adalah 4,5 hingga 5,5. Tetapi, menariknya adalah. Semakin rendah pHnya, maka semakin mega probabilitinya. PH menentukan kekuatan serapan oleh kulit.

Jadi, untuk AHA, BHA dan vitamin C, semuanya lebih rendah dari tingkat pH. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengoleskan asam-asam terlebih dahulu. Kemudian disusul oleh retinol, niacinamide, hyaluronic acid, peptida tembaga, dan bahkan, minyak nabati seperti jojoba dan rosehip.

Minyak-minyakan ini pHnya lebih tinggi dari pH kulit kita. Mereka berkisar antara 4,5 – 7. Ini mengindikasikan bahwa mereka adalah skin barrier-friendly ingredients atau lebih ramah terhadap penghalang kulit. Yang manfaatnya adalah bisa menyeimbangkan kembali kulit dan meninggalkan kulit dalam kondisi paling optimal.

Jadi, setelah kamu mengoleskan produk yang paling asam pHnya, kamu bisa mulai menerapkan bahan aktif lain setelahnya. And then by the end of it, you’ll be one happy bee!

Skin Care dan Cara Mengenal Bahan Aktif yang Oke Jika Dipakai di Pagi hari

Yang esensial dari rutinitas pagi hari adalah:

  1. Membersihkan.
  2. Moisturizer atau pelembab.
  3. Sunscreen.

Ini adalah tiga hal yang tidak bisa diganggugugat.

Oleh karena itu, jika kamu ingin mulai memasukkan salah satu bahan aktif, yang telah kita bicarakan tadi. Maka, kamu bisa mengoleskannya, setelah membersihkan.

Jadi:

  1. Cleansing
  2. Bahan aktif
  3. Pelembab
  4. SPF

Skin Care dan Cara Memilih Produk yang Paling Bagus Dipakai di Pagi Hari

Jadi yang perlu kamu pertimbangan adalah, melapisi produk yang berbeda, untuk melawan kerusakan akibat situasi eksternal, atau lingkungan.

Polusi dan sinar matahari misalnya.

Apa sih kalo gitu? Jawabannya adalah… Vitamin C. Apalagi jika digabungkan dengan vitamin E dan ferulic acid.

Mereka bisa memperkuat pertahanan kulit terhadap sinar UVA/ UVB yang berbahaya—yang bisa membunuh DNAmu, dan membuat penuaan diri. Juga, bisa melawan radikal bebas, yang enggak bisa kamu lihat. Yang mana juga, merusak kulit pada tingkat mikroskopis.

So I personally love using a vitamin C serum. Jadi, kalo aku, sih, begini urutannya:

  1. Mencuci muka. Sabun apa aja, enggak fanatik. Sekarang lagi coba sabun beras Hana Sui. Wanginya enak.
  2. Setelah ditap-tap nan gentle dengan handuk, lalu semprot wajah dengan toner dari saffron, yang langsung kuambil dari kulkas. Legit banget. Soothing sekali. Adem. Mengapa aku mengadopsi saffron? Karena temen kantorku jualan. Jadi aku ingin membantu dia aja. Karena sekarang dia udah nggak jualan itu, tapi jadi daster seller, aku enggak akan memilih saffron lagi. Mustahil kan rendaman daster dicipratin ke muka.
  3. Filtrat fermentasi saccharomyces DIY atau versi dupe Pitera SKII. Mengapa aku ‘membubuhkan’ ini? Karena bagus bingit, sayang. Dan karena aku missqueen, jadi ya bikin aja. Plus, aku udah terbiasa praktikum semasa kuliah. Jadi no problemo jika harus DIY pun.
  4. Serum Vitamin C. Beli di kawan kuliah yang sekarang kerja di rumah sakit. Kenapa beli di dia? Bantu temen.
  5. Hyaluronic acid. Beli powdernya. Lalu dikentalkan dengan air destilasi.
  6. Nature Republic aloe vera + Niacinamide.
  7. Sunblock Rohto Skin Aqua atau Banana Boat. Tergantung hari itu mau aktivitas indoor atau outdoor.
  8. Krim BB Wardah. Ini super sekali. Tanpa pewangi. Pokoknya endes. (Jika ada event spesial aja.) Atau BB Cream Skin Aqua. Aku mantep banget mengaplikasikan produk ini setelah riset di incidecoder atau skincarisma.

Aku sebisa mungkin menghindari sunscreen dan skin care yang mengandung pewangi di siang hari. Karena dua jenis ‘mahluk’ itu, ketika bertemu kangen dengan matahari, akan membuat si melasma kambuh lagi.

Itu adalah rutinitas yang sangat basic ya. Dan sangat simpel sih. Jadi saat aku belum WFH, aku akan mandi jam 5 pagi, keramas. Lalu memasang contact lens. Setelah itu baru oles-oles yang tadi. Trus cus deh ngantor. Siangnya paling aku retouch sunblock aja.

Skin Care Apa yang Bisa Dipakai di Pagi dan Malam Hari

AHA, BHA, dan azelaic acid. Jika kamu sedang berperang dengan hiperpigmentasi, bintik hitam, bekas jerawat, atau ingin kulit cerah a.k.a bright, kamu bisa pilih tiga komponen ini:

  1. Glycolic acid. Kamu bisa pilih merek apa aja. Aku mengadopsi the Ordinary.
  2. Lactic acid. Aku tidak pakai.
  3. Mandelic acid. Aku juga tidak merasa butuh ini. Karena GA merupakan yang terkuat.

Formulasinya bisa serum atau toner. Bebas. Suka-suka kamu.

Kalau enggak, jika jerawat kamu sedang unyu-unyunya, sedang super aktif. Kamu bisa coba toner atau serum BHA. Aku mengoleskan cairan merah darah The Ordinary atau kadang Hada Labo.

Atau kalian bisa coba gluconolactone, atau lebih dikenal sebagai PHA. Apakah itu? Ini bentuk AHA yang lebih lembut, dan lebih lemah dibanding AHA. Adalagi yang disebut azelaic acid. Jadi gimana urutannya?

  1. Cleansing
  2. Vitamin C. Karena pH levelnya rendah
  3. AHA
  4. BHA
  5. Azelaic acid

Aku sarankan salah satu aja. Kamu nggak butuh semuanya.

Dan setelah oles-oles segambreng itu, maka sebaiknya kamu mengoleskan moisturizer atau pelembab yang sederhana aja. Dan yang paling TRANSENDEN: SPF. Itu hanya contoh apa yang bisa kamu aplikasikan dalam rutinitas siang hari.

Skin-Care-dan-Cara-Melayer-Berbagai-Produk
Credit: Kailey Sniffin by Unsplash

Semuanya ini tergantung pada:

  1. Apa feeling di kulitmu di siang hari
  2. Apa yang kamu targetkan

Baru setelah itu kamu bisa menentukan bahan aktif kunci mana yang akan ngebantu kamu sepanjang hari. Nggak musti yang setrong-setrong. Halus pun tak apa.

Skin Care Apa yang Bisa Dipakai di Malam Hari

Nah. Pada dasarnya, semuanya sama aja kok. Tapi bahan aktif, yang paling wajib-harus-sekali adalah, RETINOL atau TRETINOIN.

Mengapa? Karena retinol hanya bisa dipakai di malam hari. Jika kamu pakai di siang hari, haduh bisa hamsyong. Dan menurut dermatologist, Dr. Sam Bunting, dia mengatakan bahwa retinoid direkomendasikan untuk penggunaan malam hari, karena, mereka rapuh ketika terkena sinar matahari. Dan retinoid pada dasarnya fotosensitif.

Nanti kalau kamu nekat pakai itu di siang hari, bisa berflek lho.

Kegunaan retinol adalah mendongkrak regenerasi sel dengan kekuatan ultra. Oleh sebab itulah, dia mampu menampilkan kulit yang segar nan sehat di pagi hari.

Aku kadang menambahkan glycolic acid di malam hari. Urutannya:

  1. Massage wajah dengan minyak zaitun Mustika Ratu atau virgin coconut oil. Aku pernah pakai extra virgin olive oil merek Bertolli, tapi lengket sekali. Nggak terlalu suka kalo untuk pijat.
  2. Usap wajah dengan minyak kelapa atau susu pembersih. Lalu dilap dengan washlap.
  3. Cuci dengan sabun wajah.
  4. Segarkan dengan toner apple cider vinegar.
  5. Oleskan filtrat fermentasi saccharomyces DIY. Atau dupe Pitera SKII. Jika ingin tau cara membuatnya. Klik di sini.
  6. Semprot glycolic acid The Ordinary (2 hari sekali).
  7. Tutul- tutul Tretinoin.
  8. Tambahkan Hyaluronic acid.
  9. Nature Republic aloe vera + Niacinamide.
  10. AHA BHA Hada Labo (2 kali sehari, selang seling dengan Glycolic Acid). Mengapa aku pake setelah pelembab Hyaluronic acid? Karena mengandung glycerin.
  11. DIY Glycerin + air mawar
  12. Oils of Life by Body Shop

Setiap bahan aktif aku kasih jeda ya, shay. Aku kasih waktu untuk meresap, baru beralih ke bahan aktif lainnya.

Seminggu sekali, di malam hari, aku melakukan chemical peeling dengan AHA 30% + BHA 2% Peeling Solution The Ordinary. Tapi sekarang udah mulai jarang. Karena kulitku udah cukup teriritasi, dan kadang ngelotok macem ular gara-gara memakai tretinoin.

Skin-Care-dan-Cara-Melayer-Berbagai-Produk
Credit: Okan Younesi by Unsplash

Terus, untuk Hada Labo, sepertinya aku akan berhenti. Karena kandungan retinol dan glycerin sudah terdapat di skin care aku yang lain.

Mengapa aku pakai Oils of Life. Itu karena trial error. Lol. Jika nanti sudah tidak ada budget, aku akan membeli jojoba oil dan rosehip saja sebagai kuncian akhir di ritual skin care malam hari.

Lalu, di pagi hari, kamu lindungi kulitmu yang cantik itu dengan sunscreen. Nah. Siklusnya gitu aja kok.

Retinol Atau Tretinoin di Malam Hari

Ada dua trik general untuk mengaplikasikan retinol dalam rejim malam kamu. Tergantung, apakah kamu maunya super-maksimum-efektif, atau ingin melindungi kulit sensitifmu.

  1. Retinol/ tretinoin akan jadi super power jika kamu mengoleskannya langsung setelah membersihkan wajah. Jadi, masih agak lembab-lembab gitu, langsung oles aja. Jangan ditunggu sampai kering kerontang. Bukan pula basah kuyup lho ya. Lalu lanjutkan dengan moisturizer.
  2. Atau, kamu menciptakan buffer/ penyangga dahulu. Ini untuk menghindari iritasi.

Anyway, aku sudah menjelaskan tentang tretinoin dan retinol dengan panjang lebar di tulisan ini.

Bagaimana Cara Membuat ‘Buffer’ agar Retinol atau Tretinoin Tidak Terlalu Kuat

Jika kamu baru saja memulai coba-coba dengan retinol atau tretinoin, mungkin, ada efek samping, yaitu kulit terasa cekit-cekit. Kalau aku sih, lanjut aja terus, sampai kulitku terbiasa.

Sekarang aku sudah memakai mister T sekitar 4 bulanan. Dan derivat vitamin A ini akan baru terlihat hasilnya jika kamu menggunakannya secara konsisten. Dan semakin lama, tubuhmu akan menoleransi efek sampingnya.

Sepertinya, tubuh kita didesain seperti itu. Bahkan profesor David Sinclair, profesor mikrobiologi dari Harvard itu juga bilang yang sama. “Apa yang tidak membunuhmu, bisa membuatmu lebih kuat.” Penjelasan lengkapnya ada di sini.

Tetapi, jika kamu tidak nyaman. Untuk meminimalisir efek sampingnya, agar tidak terlalu membuatmu cemas, kamu bisa menggunakan:

  1. Serum atau toner hyaluronic acid dulu. Atau.
  2. Serum atau toner niacinamide.
  3. Lanjutkan dengan retinol atau tretinoin.
  4. Terakhir, tutup dan kunci dengan pelembab.

Oke, jadi itu tadi hanya panduan umum tentang cara memasangkan dan me-layer bahan aktif di dalam rutinitasmu.

Skin Care dan Cara Menyesuaikan Dosis Bahan Aktif Jika Kulit Kita Teriritasi

Kan aku tadi udah bilang. Tergantung dari keinginanmu. So, do not go crazy ya.

Jika kamu ingin prosesnya lancar, kamu bisa meninggalkan ingredients itu sementara. Nanti mulai lagi.

Tetapi, ada komponen yang sifatnya netral dan tidak mengiritasi. Mereka akan menyehatkan kulitmu yang mungkin tadinya sakit.

Bahan-bahan itu adalah:

  1. Hyaluronic acid.
  2. Skin-friendly oils seperti jojoba atau rosehip.
  3. Atau yang mengandung ceramide.

Lalu, hindari sesuatu seperti vitamin C dan AHA/ BHA, karena akan semakin membuat kulitmu teriritasi. Dan, kulitmu akan kian ‘pecah’. Ini pada dasarnya, membuat ‘matang’ tak jelas.

Anyway. Aku merasa lho. Entah ini aku aja, atau kalian juga berasumsi hal serupa.

Skin care dan cara ngemix-matchnya adalah bahasan yang nggak ada habisnya. Bukan begitu? Dan, setiap tahun, pasti ada saja keluar riset terbaru, tentang zat tertentu. Makin brilian. Makin brutal bagusnya.

Skin Care dan Cara Mengetahui Berapa Banyak Bahan Aktif yang harus Dikombinasikan

Nah. Jawabannya adalah tergantung apa yang ingin kamu PERBAIKI?

  1. Apakah hiperpigmentasi?
  2. Apakah itu jerawat?
  3. Apakah kulit kering?

Jadi, meskipun dari tadi aku menjelaskan tentang bahan aktif yang lumayan banyak, bukan berarti kamu harus memakainya secara bersamaan, di saat itu juga.

Cara terbaik dan termudah, aktualnya adalah, memilih satu aja. Mulai dengan itu saja. Yang terpenting kamu konsisten. Dan kemudian, kamu bisa menambahkan bahan aktif lain sedikit demi sedikit.

Aku secara personal juga gitu kok. Awalnya, aku membuatnya sangat mudah. Pagi, aku fokus cuci muka. Lalu, pasang sunblock.

Malam, cuci muka. Kemudian, oleskan tretinoin. That’s all. Bertahap dan pelan-pelan, kutambahkan skin care lain. Karena sudah punya habit setiap pagi dan malam. Jadi tidak merasa terbebani.

Kamu merasa nggak sih, dunia skincare dan cara mengaplikasikannya, secara tidak langsung mengupgrade kita menjadi pribadi yang lebih disiplin?

Aku ingat, versiku ketika masih 1.0 adalah orang paling malas sedunia. Pulang kantor, pasca lempar tas, terus, langsung loncat ke kasur dan main hape lalu tertidur. Terbangun di tengah malam karena ingat belum cuci muka. Terus merasa bersalah. Tetapi besoknya diulang lagi.

Nah, jika aku aja yang parah banget gitu bisa mengubah kebiasaan buruk, masa kamu tidak.

Apa yang Harus Kita Lakukan Saat Mendapati adanya Pilling

Apa sih pilling itu? Kita menemukan adanya butiran kecil aneh dan gumpalan sesuatu seperti sisa-sisa penghapus. Itu artinya kamu terburu-buru. Kamu enggak kasih waktu atau jeda dari satu skin care ke skin care lainnya. Jadi dia belum meresap 100%, kamu sudah menimpanya dengan produk berikutnya. Beri waktu sejenak agar setiap skin care meresap dulu ya, Shay.

Gini lho, sebenarnya, kamu hanya berkreasi dengan ramuan skin care mini versi kamu sendiri, dan itu belum berpenetrasi sempurna. Kemungkinan besar itu sih yang terjadi. Jadi, advisku adalah, coba kasih waktu ekstra sedikit lebih lama dari biasanya, dari satu step ke step lainnya. Ini pun jika terjadi. Jika tidak. Lanjutkan seperti biasa.

Tapi bukan berarti kamu membiarkan tonermu jadi super kering sebelum beralih ke skin care lain. Biarkan melesap sempurna, sekitar 10 detik hingga 30 detik. Karena idealnya, kulit kita harus masih lembab, ketika kita mengaplikasikan produk berikutnya, tetapi tidak basah.

Namun, jika kamu sudah ngasih jeda waktu, tetapi masih ada pilling. Bisa jadi bahan salah satu skin care kamu adalah silikon dan dimethicones yang mana enggak bisa bercampur dengan oke. Dia nggak bisa ngeblend dengan bahan-bahan lain dari formulasi produk lain.

Solusinya apa, dong? Coba dengan mix in and out. Atau coba dari awal lagi. Tak apa, itu biasa terjadi pada kita semua kok.

Skin care dan cara memadu-madankan, sudah nggak bikin kamu penasaran lagi kan?

Sumber artikel. Lebih lengkapnya, silakan langsung meluncur ke tautan itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.