Diet Keto untuk Penderita Diabetes Tipe 1

Diet-Keto-untuk-Penderita-Diabetes-Tipe-1

Diet keto untuk penderita diabetes tipe 1? Maksudnya apa ya? Mungkin itu yang Anda pikirkan saat ini. Kalian penasaran? Sama. Saya pun.

Hai, saya Sarah Sastrodiryo, pemilik blog ini. Kali ini saya telah menerjemahkan penuturan dokter favorit saya dari Toronto, yaitu dokter Jason Fung, untuk memecahkan ke-kepo-an saya, dan haus informasi yang sedang melanda saya atau Anda. Tanpa harus kebanyakan intro, langsung aja yuk.

Cekidot.

Dokter Jason Fung: Saya menghabiskan banyak waktu di klinik saya untuk mengatasi masalah diabetes tipe 2. Tapi terkadang, orang bertanya tentang diabetes tipe 1 (T1D) juga.

Alasan mengapa saya sangat jarang merawat pasien diabetes tipe 1, karena perbandingan antara pasien diabetes tipe 2 berbanding diabetes tipe 1 adalah 9:1. Ini memang merupakan studi yang menarik, setelah, Ivor Cummins (The Fat Emperor) memberi tahu saya beberapa bulan yang lalu. Diet keto menjadi sangat menarik.

Dr. Richard Bernstein adalah tokoh yang memukau. Dia telah  mengalami T1D sejak usianya dua belas tahun dan mulai mengalami komplikasi pada umur 30-an. Dia akhirnya mengambil kuliah kedokteran untuk belajar lebih baik bagaimana mengobati penyakitnya sendiri. Akhirnya dia memutuskan bahwa terapi yang tepat adalah diet rendah karbohidrat. Ini bertentangan langsung dengan kebijaksanaan yang berlaku saat itu (1990an), termasuk merawat pasien dengan insulin dan diet tinggi karbohidrat. Dr. Bernstein membuka klinik kontroversial untuk mengobati T1D dengan diet rendah karbohidrat dan juga menulis beberapa buku terlaris yang membahas topik yang sama.

Selama bertahun-tahun, ini terbukti menjadi pengobatan yang aman untuk T1D. Meskipun ada beberapa studi jangka panjang, Dr. Bernstein sendiri adalah bukti nyata dari paradigma T1D karbohidrat rendah.

Dalam banyak hal, T1D dan T2D saling bertentangan satu sama lain. T1D biasanya mempengaruhi anak-anak, cirinya adalah anak tersebut berbadan kurus. T2D biasanya menyerang orang dewasa yang tanda khasnya, orang tersebut berbadan gemuk. Tetapi, ini tidak mutlak. Namun secara umum, begitulah masalahnya.

T1D adalah defisiensi insulin yang parah dimana T2D adalah kelebihan insulin yang kritis. Namun demikian, orang sering memperlakukan kedua jenis diabetes dengan cara yang sama. Si kembar tapi tak serupa itu seringkali diobati dengan obat atau insulin. Tujuannya untuk apa? Menjaga agar kadar glukosa darah berada pada level yang dapat diterima.

By: Dokter Jason Fung (LCHF for Type 1 Diabetes)

Tunggu, kamu mungkin berpikir. You must be off your rocker. Bagaimana kamu bisa mengobati dua penyakit yang pada dasarnya berlawanan dengan pengobatan yang sama? Bukankah itu seperti mengobati anemia (terlalu sedikit darah) disamaratakan dengan mengobati polisitemia (terlalu banyak darah)? Hmm, sebelum kita lebih lanjut membahas diet keto, kita harus mengerti dulu akar masalahnya.

Sekali lagi.

Bagaimana kamu bisa mengobati dua penyakit yang pada dasarnya berlawanan dengan pengobatan yang sama? Seperti mengobati kekurangan vitamin D sama dengan toksisitas vitamin D?

Baiklah. Untuk berbagai alasan, saya percaya bahwa pengobatan diabetes saat ini sepenuhnya salah. Karena T2D adalah penyakit yang terlalu banyak insulin, maka jika solusinya  diet rendah karbohidrat, tinggi lemak (LCHF), maka nggak usah ditanya lagi. Karena karbohidrat olahan meningkatkan insulin paling banyak, dan lemak alami paling sedikit, kamu harus makan lebih banyak lemak dan mengurangi karbohidrat. Itu masuk akal.

Tapi mengapa kamu ingin memperlakukan T1D dengan cara yang sama?

Jika pasien T1D memiliki terlalu sedikit insulin, mengapa kamu perlu membatasi karbohidrat? Kamu bisa memberi lebih banyak insulin untuk menutupi efek peningkatan glukosa karena efek karbohidrat. Jadi, diet keto cocok?

Kalau Kamu Kepo Pengen Tahu Tentang Puasa Intermittent, klik di sini

Selama beberapa dekade, dan bahkan sampai hari ini, anak-anak disuruh makan makanan rendah lemak dan tinggi karbohidrat. Mengapa? Alasan utamanya adalah ini. Sebagian besar pasien T1D akhirnya mengalami penyakit jantung dan meninggal karena komplikasi yang berhubungan dengan penyakit jantung.

Diet ‘sehat jantung’ konvensional adalah diet rendah lemak. Jika kamu makan banyak lemak, itu akan menyumbat arteri dan menyebabkan serangan jantung. Oleh karena itu, diet ‘terbaik’ adalah diet sangat rendah lemak, yang berarti diet tinggi karbohidrat. Diet karbohidrat tinggi ini berarti bahwa insulin perlu disuntikkan lebih banyak untuk mengendalikan gula darah, tapi itu tidak buruk. Mengapa?

Ada dua masalah utama dengan alasan ini, dan ini benar-benar telah membunuh ribuan orang.

  1. Pertama, diet tinggi kolesterol dan lemak jenuh ternyata memiliki dampak minimal pada serum kolesterol atau penyakit jantung. Zoë Harcombe, peneliti obesitas dan penulis terlaris baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel di British Medical Journal yang menunjukkan bahwa tidak ada bukti untuk mendukung diet rendah lemak. Academy of Nutrition and Dietetics baru-baru ini membalikkan posisinya pada lemak jenuh dan menyadari bahwa mereka tidak berkontribusi secara signifikan terhadap penyakit jantung. Namun, masih belum jelas mengapa diet rendah karbohidrat sangat bermanfaat.
  2. Kesalahan besar kedua adalah menganggap bahwa dosis tinggi insulin tidak berbahaya bagi tubuh. Hal ini ternyata salah tingkat dewa. Level insulin yang tinggi selama bertahun-tahun menyebabkan resistensi insulin.

Itulah inti masalahnya. Bukan toksisitas gluko tapi toksisitas insulin.

Mari kita lihat Studi EuroDiab. Ini adalah kohort prospektif pasien T1D dari Eropa. Dibandingkan orang normal, T1D memiliki risiko kematian 3 atau 4 kali lipat lebih tinggi. Hal ini tidak terlalu kontroversial. Tapi apa alasannya? Kebanyakan dokter percaya bahwa itu karena toksisitas gluko (toksisitas gula darah tinggi). Gula darah yang tinggi menyebabkan kerusakan protein (AGE atau Advanced Glycation End-Products), yang kemudian meningkatkan risiko kematian.

Jika itu benar, maka kontrol gula darah yang sangat ketat akan menjadi esensial dan juga mengurangi angka kematian yang berlebihan. Dalam studi ini, analisis multi variasi menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang terkait dengan kematian bombastis ini. Toksisitas gluko pada kenyataannya, memang memiliki efek kecil seperti A1C dikaitkan dengan risiko kecil yang lebih kecil (rasio bahaya standar 1,18). Tetapi, ini jauh lebih kecil daripada risiko yang terkait dengan Rasio Pinggang-Hip (WHR), ukuran standar lemak perut/ viseral.

Ini biasanya ditemukan pada sindrom metabolik, yaitu kelebihan insulin, bukan defesiensi insulin. Dengan kata lain—ini lebih khas diabetes tipe 2, bukan tipe 1.

What is going on?

Golden Years Cohort’ mempelajari 400 pasien T1D yang hidup lebih dari 50 tahun menyetir penyakit mereka. Inilah orang-orang yang telah benar-benar berhasil mengalahkan rintangan dan bertahan. Apa rahasia mereka?

Rata-rata HgBA1C adalah 7,6%—jauh di atas normal 6,0% dan jauh di atas tingkat target 7,0%. Beberapa pasien memiliki A1C 8,5-9,0% dan masih hidup lama. Jadi, jelas, glucotoxicity bukanlah pemain eminen di sini. Orang-orang ini memiliki kontrol gula ‘suboptimal’ dan hal itu tidak menjadi masalah.

Paper lain “Mengapa beberapa pasien dengan diabetes tipe 1 hidup begitu lama?”

Pada makalah ini, mengulas beberapa bukti yang kontradiktif. Sementara beberapa penelitian menunjukkan manfaat glukosa darah rendah, yang lainnya tidak. Dalam meninjau ulang bukti, tampak bahwa diperlukan pengendalian gula darah yang masuk akal. Sementara glucotoxicity adalah penyebab, itu bukanlah pemain utama.

Apa faktor esensial dalam bertahan hidup? Kebutuhan insulin harian rendah berkorelasi secara signifikan dengan kelangsungan hidup. Ini sangat atraktif. Saya berpendapat bahwa kadar insulin yang tinggi menyebabkan resistensi insulin (diabetes tipe 2). Jika ini benar, mari pikirkan apa yang terjadi di sini. Dalam T1D, saran diet konvensional adalah mengonsumsi makanan rendah lemak rendah, tinggi karbohidrat dengan keyakinan keliru bahwa lemak makanan buruk untuk penyakit jantung. Hasilnya adalah bahwa lebih banyak insulin diperlukan untuk mengatasi gula darah yang lebih tinggi (strategi diet karbohidrat dan shoot up).

Sumber Gambar

Asupan insulin yang berlebihan ini selama bertahun-tahun (tingkat tinggi yang terus-menerus) mengarah pada resistensi insulin, seperti yang terjadi pada T2D pada populasi normal. Selama beberapa dekade insulin tinggi, diabetes tipe 2 berkembang pada pasien diabetes tipe 1 ini! Faktanya, pasien ini memiliki diabetes ganda, karena itulah faktor seperti kolesterol, tekanan darah tinggi dan WHR tinggi menjadi semakin penting bagi T1D.

Obat untuk T1D langsung mengarah ke T2D! Itu adalah saran bencana untuk makan karbohidrat tinggi, diet rendah lemak. Sebagai gantinya, apa yang akan terjadi jika kamu mengikuti diet LCHF Dr. Richard Bernstein? Kamu harus mengurangi karbohidrat olahan secara dramatis, yang menyebabkan kebutuhan insulin lebih rendah. Gula darah dikontrol, tapi tidak perlu sempurna.

Dengan kata lain, ada dua toksisitas yang harus diperhatikan.

  1. Yang pertama, dan cukup penting adalah toksisitas gluko.
  2. Yang lebih vital adalah toksisitas insulin.

Dan itu adalah insulin itu sendiri, dalam dosis tinggi yang mengarah langsung pada resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Sementara pasien T1D tidak akan pernah 100% menghentikan suntikan insulin mereka, tetapi tetap akan bijaksana untuk mendengarkan Dr. Bernstein dan mengikuti diet LCHF untuk meminimalkan toksisitas insulin. Hidup mereka, secara harfiah bergantung padanya.

Salah satu sumber online terbaik yang pernah saya lihat ditulis oleh Marty Kendall yang memerinci makanan spesifik dan efek insulin bagi mereka.

Dia telah menulis serangkaian postingan yang benar-benar fantastis tentang efek insulinogenik makanan, dan juga patut dicoba. It’s absolutely terrific stuff. Menariknya, seperti Dr. Bernstein, Marty juga seorang insinyur, yang mengembangkan minat khusus pada makanan untuk diabetes tipe 1 karena istrinya menderita penyakit ini. Dengan mengubah dietnya menjadi diet insulin rendah, kesehatannya telah meningkat secara dramatis dengan kontrol gula yang lebih baik, peningkatan energi dan mood. Hmm, diet keto jadi makin menarik.

Look at happy couple! So sweet, I could throw up. Excuse me…

Kuncinya di sini adalah fokus pada mengonsumsi makanan yang menurunkan kebutuhan insulin. Ini memperhitungkan kandungan karbohidrat, protein, dan serat makanan. Ini adalah ukuran kebutuhan insulin yang jauh lebih komprehensif daripada jumlah karbohidrat sederhana, dan oleh karena itu, lebih banyak benernya. Jadi bagaimana diet keto menurut Anda?

Leave a Reply

Your email address will not be published.