Trik Kurus Langsing Gina Testimonial

Trik-Kurus-Langsing-Gina-Testimonial

Trik kurus langsing Gina testimonial dong. Maksudnya?

Aloha! Bom dia! Good morning! Semangat pagi! Saya Sarah. Di postingan ini saya akan menerjemahkan tentang kisah nyata Gina Lassales, yang telah dihapus dari blog dokter Jason Fung, karena hidden agenda sebuah majalah membuat Gina tidak nyaman.

Tapi, naluri iseng saya muncul ingin menuliskannya dalam versi bahasa, karena menurut saya penting lho melihat apa yang sesungguhnya terjadi di balik sesuatu, dan ini memang bermanfaat untuk orang-orang yang berjuang menurunkan berat badan mereka.

Prinsip hidup saya ketika saya berkomunikasi atau menerima sesuatu dari orang lain, sesungguhnya apa ya yang dia harapkan dari semua ini, jika tulus, mari kita teruskan, jika tidak, mari kita melihat saja, tanpa harus menghakimi juga, dan tidak terlalu menanggapi terlalu personal, atau menjadikan itu sebagai sebuah drama.

Oke, cukup sekian intronya, mari kita membaca bersama-sama.

Gina tampil dalam edisi ‘Half their Size 2017’. Menurut [majalah-yang-tidak-boleh-disebut-namanya]: “Saya merombak seluruh makanan saya,” kata penduduk Port St. Lucie, Florida, yang kini sudah tidak menyentuh gula, tidak memakan makanan olahan dan menukar pati seperti pasta dengan salad sayuran. Gina Lassales juga memutuskan memakai aplikasi Fitbit dan mulai berjalan kaki kemana-mana. Sekarang dia mencatat sekitar 15.000 langkah per hari. “Dahulu berat badannya 300 kilogram dan sekarang beratnya 120 kilogram,” sesuai dengan situs webnya.

Membaca artikel tersebut, nampaknya dia makan porsi kecil sepanjang hari dan meningkatkan kuantitas olahraga dengan berjalan kaki. Ini adalah resep ‘Eat Less, Move More’ klasik yang telah kita pelajari. Ini sangat tidak berhasil bagi sebagian besar orang, jadi bagaimana bisa menjadi paradoks untuknya?

Nah, sebenarnya kamu tidak usah terlalu percaya dengan apa yang kamu baca. Gina kebetulan menjadi bagian dari kelompok Facebook yang disebut Fung Shweigh, kelompok pendukung untuk diet puasa dan LCHF/ Ketogenic.

Namun, tak lama setelah artikel di majalah itu keluar, dia menulis ini:
“Mereka sama sekali tidak menyebutkan protokol puasa saya, yang saya duga tidak mereka inginkan. Mereka menggambarkannya sebagai, “porsi kecil” … .um, no. Kenyataannya adalah porsi makan saya besar. Mereka tidak menyebutkan diet ketogenik, tetapi setidaknya mereka bilang saya mengurangi gula dan mengganti karbohidrat dengan salad. Mereka mengatakan pasta meskipun saya bilang itu nasi. Saya tidak pernah makan pasta. Saya menduga bahwa mereka harus memenuhi sponsor mereka, tapi setidaknya, mereka tetap menuliskan saya berhasil menurunkan berat badan berkat menyingkirkan gula.”

Trik kurus langsing Gina testimonial, dan inilah Gina’s real story!


Dokter Fung berkata, “Ahh … Ini mulai masuk akal. Sebenarnya, Gina tidak makan porsi kecil sebanyak enam kali sepanjang hari, dia melakukan sebuah jadwal puasa—hampir kebalikan dari apa yang [majalah tersebut] tulis. Karena saran konvensional sangat tidak berhasil, mungkin akan lebih baik melakukan kebalikan dari apa yang [majalah] itu katakan. Inilah sebabnya mengapa diet puasa / LCHF benar-benar bisa disebut diet Costanza.”

Kemudian Dokter Fung mengirim email kepada Gina untuk bertanya, apakah dia bisa menceritakan kisahnya sendiri yang lebih akurat, dan Gina menulis:
“Bobot saya merangkak naik di akhir usia 20-an, tapi saat itu, saya tidak pernah memikirkannya. Saya hanya berpikir bahwa porsi makan saya menjadi lebih jumbo, meskipun, dulunya, saat pertama kali memulai diet rendah lemak, saya makan sekitar dua kali sehari. Saya mendapatkan rekomendasi diet rendah lemak ini dari dokter saya, karena kolesterol tinggi. Namun, semakin saya mengganti lemak dengan karbo, saya semakin melapar. Perlahan saya mulai mengemil di antara jam makan saya. Saya akan mengudap camilan di pom bensin, di restoran cepat saji, di supermarket. Memang saya menghitung kalori, dan berusaha mengkonsumsi makanan ringan rendah lemak, tetapi berat badan saya terus meningkat.

Saya diberi tahu bahwa ngemil membantu mengendalikan berat badan, namun saya malah kewalahan mengendalikan angka timbangan yang semakin menunjuk ke arah kanan. Bahkan berat badan saya semakin naik di angka 300 lbs. Pada saat saya mengkonsultasikan hal ini kepada dokter, ia tetap menyarankan agar saya terus konsisten dengan diet ini. Seharusnya, saya sudah cukup makan, tapi di sisi lain saya merasa tidak cukup makan. Saya harus makan banyak porsi kecil, sepanjang hari, bahkan saat tidak lapar. Saya mengikuti ini tapi saya merasa si lapar semakin menjadi-jadi.

Pada usia awal tiga puluhan, kesehatan saya mulai memburuk dengan cepat. Kolesterol saya sangat tinggi, dan mengalami sindrom metabolik penuh. Saya tidak tahu harus menyebut penyakit saya dengan nama apa. Tekanan darah dan trigliserida saya sangat tinggi. Glukosa darah postprandial juga sangat tinggi—dalam rentang tiga digit. Kolesterol HDL saya rendah dan kolesterol VLDL saya juga tinggi. Detak jantung pada saat istirahat berada di kisaran 100+.

Kemudian, saya mengalami migrain okular yang sangat langka—buta di mata kanan setiap minggu. Saya mengalami gangguan penglihatan secara konstan dan efek neurologis lainnya akibat dari “silent” migrain. Beberapa kali, saya mengalami sakit migrain yang membuat saya tidak berdaya. Syukurlah, setelah menjalani banyak tes, akhirnya saya didiagnosis dengan “migrain” tapi tidak ada jawaban yang diberikan mengenai apa yang menyebabkannya atau mengapa saya menderita hal itu.

Saya juga mengalami extreme tenderness/ merasa sangat sensitif di sekujur tubuh, sampai-sampai saya nyaris tidak bisa tidur karena tekanan kasur akan membuat saya merasakan sakit yang tajam. Saya tidak bisa dipeluk oleh siapa pun. Pakaian yang saya kenakan juga terasa menyakiti. Saya merasa sangat lunglai, lemah dan lesu. Merasa sangat letih sehingga saya harus merangkak ketika naik tangga. Saya menggunakan tongkat untuk menopang tubuh saya. Hal-hal normal yang biasa dilakukan oleh orang lain, tidak sanggup saya kerjakan, misal saat membungkuk mengambil sesuatu, terasa sangat ngilu. Masalah kesehatan datang bertubi-tubi, saya mendatangi dokter satu demi satu. Hingga rasanya saya selalu berada di ruangan dokter setiap hari.

Kolesterol saya masih sama, di angka 200-an. Tidak pernah turun, padahal saya telah menjalani diet rendah lemak. Jantung saya terus berdebar-debar dan saya mulai tertatih-tatih ketika menaiki tangga. Tusukan terakhir adalah saat tes kesehatan menunjukkan saya mengalami gagal jantung. Saya benar-benar putus asa dan merasa di ujung tanduk. Ahli jantung mengatakan kepada saya, gagal jantung itu disebabkan karena saya tidak berolahraga, tapi saya menggunakan tongkat setiap saat, bagaimana saya bisa berolahraga? Saya mencari second opinion dari dokter lain, dan tetap saja, saya yang disalahkan.” (Dokter Jason Fung berkata—lihat, bagaimana dokter-dokter itu telah ‘blames the victim’ alias menyalahkan korban, perilaku menyedihkan semacam ini biasanya dilontarkan oleh dokter yang menyarankan diet-rendah-lemak-tinggi-karbo.)

Bagaimana dia mulai menyembuhkan dirinya sendiri


Saya tidak mendapat jawaban dari dokter-dokter yang telah saya datangi, jadi saya memutuskan bahwa saya akan mempelajari segala hal yang berkenaan dengan obesitas. Saya mulai browsing dan juga membaca beberapa buku yang menghubungkan karbohidrat dengan obesitas. Meskipun pada awalnya saya tidak percaya, namun secara signifikan, saya mulai mengurangi asupan karbohidrat dengan menyingkirkan semua gandum dan sebagian besar gula. Sesungguhnya, di sisi lain, saya juga takut dengan apa yang mungkin terjadi pada tingkat kolesterol saya, tetapi pada saat itu saya memutuskan untuk berani mengambil risiko. Toh saya tidak akan merugi, karena saran dari dokter yang sebelumnya tidak berhasil, mengapa tidak sekalian mencoba metode baru. Saya berhasil menurunkan berat badan, namun berhenti di angka 200. Saya tidak bisa menurunkan lebih banyak lagi, tetapi saya tetap melanjutkannya, sambil berharap pada akhirnya berat badan saya bisa menukik turun lagi.” (Dokter Jason Fung berkata—lihat, fakta yang sangat menyedihkan, Gina menyembuhkan dirinya sendiri, karena saran dari dokternya sia-sia saja.)

Kesehatan saya membaik tapi belum memenuhi target saya. Sesekali, saya masih menderita migrain, yang pada saat itu, merupakan masalah kesehatan paling melemahkan. Saya tidak bisa meninggalkan rumah tanpa kacamata gelap, kalau saya nekat, saya tidak bisa melihat dan mata saya terasa sakit luar biasa. Saya seperti narapidana pada saat itu. Berat badan saya turun menjadi 190. Di satu sisi saya merasa lega karena pada akhirnya berat badan saya di bawah 200. Namun karena berat badan saya tidak beranjak dari angka 190an, lalu saya kembali browsing untuk mendapatkan lebih banyak informasi, dan pada akhirnya saya menemukan The Etiology of Obesity di YouTube. Butuh waktu bermalam-malam untuk bisa menonton seluruh episodenya.

Anyway, bahasan tentang apa trik kurus langsing Gina testimonial semakin menarik kan?

Saat itulah saya menyingkirkan semua gula, mengenyahkan setiap butir (tidak hanya gandum), menghindari setiap pati sambil menambahkan porsi lemak pada hidangan saya. Meski, di sisi lain, saya masih saja was-was terkait dengan kolesterol, tapi saya berpikir, mari kita lakukan saja, dan lihat hasilnya. Secara teknis sesungguhnya saya telah mengikuti diet ketogenik pada saat itu, hanya saja saya belum menyadarinya. Hal pertama yang terjadi adalah RASA LAPAR SAYA HILANG. Saat itulah saya memutuskan bahwa saya bisa menerapkan protokol puasa. Saya pikir itu adalah bagian terakhir dari teka-teki. Saya tidak yakin rejimen puasa mana yang harus saya pilih, karena saya telah mengalami begitu banyak efek samping dari pembatasan karbohidrat sehingga saya khawatir puasa akan membuat diet terasa semakin berat. Saya harus menemukan rejimen yang cocok dengan saya, sehingga bisa bertahan dalam jangka waktu lama. Saya berkesimpulan, pada detik itu puasa dengan durasi panjang tidak cocok dengan saya.

Trik Kurus Langsing Gina Testimonial

Pada video itu dikatakan bahwa periode tersingkat untuk puasa adalah selama 12 jam, jadi, pada awalnya saya menghilangkan jadwal mengudap saya. Perlahan saya mulai skip beberapa jam makan seperti sarapan dan makan malam. Kemudian saya memperpendek durasi jendela makan saya hanya 4-6 jam dalam sehari. DAN SAYA SUKSES. Saya cocok dan nyaman dengan rejimen ini. Saya terkejut melihat berat badan saya turun. Sebenarnya saya tidak berekspektasi akan berakhir di angka 120 lbs. Namun, saya kadang-kadang makan hanya sehari sekali dan ini sungguh tidak membuat saya menderita. Saya lebih selaras dengan rasa lapar yang sesungguhnya, jadi saya tidak makan jika tidak lapar. Saya sungguh senang terbebas dari semua snacks yang dahulu selalu saya bawa kemana-mana.

Trik kurus langsing Gina testimonial apakah memang penting untuk dibahas? Mari kita simak lebih lanjut.

Dokter Fung berkata, “Selamat Gina atas prestasimu yang fantastis. Saya sedikit sedih karena majalah tersebut memutuskan untuk memaksakan agenda mereka sendiri. Jika tidak, ini akan membantu jutaan orang di luar sana yang berjuang dengan obesitas mereka.”

Pertanyaan tentang apa trik kurus langsing Gina testimonial perlu kita simak sudah terjawab, kan?

Leave a Reply

Your email address will not be published.