Menghilangkan Diabetes, Mau? Puasa aja

Menghilangkan-Diabetes-Mau-Puasa-aja

Menghilangkan diabetes? Emang bisa? Diabetes Tipe 2 (T2D) sering disalahartikan sebagai penyakit yang ireversibel. Namun, di sisi lain, sudah menjadi rahasia umum, tentang terbongkarnya formulasi puasa yang ternyata sanggup menyembuhkan diabetes, pengetahuan ini sudah beredar dari berabad-abad yang lalu. Sesungguhnya.

Di tulisan sebelumnya, kita telah membahas mengenai pembedahan bariatrik.

Sementara  yang paling ekstrem adalah, operasi ini telah membuktikan bahwa kelainan metabolik yang mendasari T2D (hiperinsulinemia, resistensi insulin) seringkali dapat digulingkan 100%, setelah periode pengobatan intensif dengan bariatrik singkat (1 minggu).

Banyak penelitian awal dilakukan dengan operasi Roux-en-Y yang elusif, dimana merupakan juara operasi kelas berat. Cara meramping terbaik. Paling baik komplikasinya, maksud saya.

Ini adalah bedah yang bertema ‘Go Big or Go Home’ yang bertato di bisep masif para pelaku operasi. Tetapi bentuk pembedahan bariatrik yang lebih ringan pun menunjukkan kemungkinan menghilangkan diabetes atau reversibilitas T2D yang sama. Sebuah pita lambung, pada dasarnya, adalah sabuk yang ditanamkan di sekitar perut Anda. Mereka terus mengencangkan sabuk sehingga Anda nggak sanggup mengunyah lagi. Jika Anda mencoba makan segrabruk, Anda akan memuntahkan semuanya kembali. Lovely. Ini nggak cantik, tapi pasti gol.

Sekali lagi, hasil jangka panjang agak rapuh, namun hasil jangka pendek cukup mulus. Anda bisa melihat hasil uji lambung dibandingkan pengobatan dari grafik di atas. Pasien yang dirandom ke band lambung menunjukkan penurunan gula darah puasa yang substansial dan hasilnya mendingan lah.

By: Dokter Jason Fung  (Fasting Cures Type 2 Diabetes – T2D 4)

Dengan kata lain, menghilangkan diabetes atau T2D berbalik arah in a b-i-g way. Obat-obatan yang diberikan sendiri sama sekali tidak beres. Esensinya, mereka tetap sama. Kondisi mereka nggak membaik. Jadi, ya, bahkan penderita lambung yang ceroboh dan beratnya 500 pon ini didiagnosis mengidap diabetes selama 20 tahun, tetapi, ia bisa mendepak si diabetes dalam beberapa minggu, bahkan sebelum doi melangsing.

Salah satu pertanyaan utamanya adalah mengapa? Ada banyak hipotesis—yang akan kita pertimbangkan di tulisan selanjutnya—tapi ini adalah pembatasan kalori yang mendadak, sehingga kita bisa menanggok profit ini.

Sumber Gambar: stedavies.com

Ini sama seperti waktu yang diuji, tradisi penyembuhan puasa kuno. Puasa adalah pembatasan makanan secara sukarela untuk tujuan keagamaan, kesehatan atau keperluan lainnya (misalnya mogok makan).

Apakah sebelum melakukan operasi bariatrik, kita wajib puasa? Jawaban singkatnya adalah iya. Spesialis diabetes ‘semua menganggap T2D sebagai penyakit kronis dan progresif. Tetapi, baik bariatrik maupun puasa membuktikannya salah. Pertimbangkan contoh nyata dari praktik saya. Seorang wanita berusia pertengahan 60-an dirujuk ke klinik saya menggunakan 120 unit insulin setiap hari bersama dengan 2 gram/ hari metformin (sejenis obat yang digunakan untuk T2D). Dia menderita T2D selama 27 tahun dan secara progresif menggunakan insulin dalam dosis tinggi dan lebih tinggi untuk mengendalikan gula darahnya. Namun, keadaan semakin memburuk.

Jadi karena itulah dia dirujuk ke kami dalam Program Manajemen Diet Intensif. Kami memulainya dengan rejimen yang mencakup puasa di bawah pengawasan medis ketat. Kami memulai dengan puasa seminggu penuh dan segera mengurangi pengobatannya. Saat dia merasa sehat, dia melanjutkan untuk minggu kedua, lalu ketiga. Pada saat itu dia menghentikan insulinnya. Sudah lebih dari satu tahun sekarang, dan dia terus menyetop semua insulin dan pengobatan dengan HgbA1C sebesar 5,9%. Secara teknis, dia tidak lagi menderita diabetes (didefinisikan oleh A1C kurang dari 6%).

Dia merasa hebat—dengan lebih banyak energi sekarang daripada yang dia miliki selama lebih dari satu dekade. Suaminya sangat terkesan sehingga dia juga memulai program kami dan baru saja memenggal semua insulinnya.

Tapi tunggu! Ahli diabetes ‘bersikeras bahwa T2D adalah penyakit kronis dan progresif. Bagaimana wanita ini, dengan riwayat 27 tahun T2D, tiba-tiba membalikkan semua penyakitnya dan menjadi non-diabetes? Bagaimana ini bisa terjadi?

Jawabannya cukup sederhana. Logikanya, pernyataan bahwa T2D bersifat kronis dan progresif adalah salah kaprah. Itu hanya sebentuk kebohongan. ‘Para ahli’ bersikap economical dengan kebenaran. Spinning a yarn. Pulling a ‘Bill Clinton’.

Tapi fakta bahwa diabetes dapat diobati dengan puasa telah diketahui hampir 100 tahun! Salah satu ahli diabetes yang paling terkenal dalam sejarah dunia—Dr. Elliot Joslin menulis tentang hal itu di Canadian Medical Association Journal pada tahun 1916!

Sebenarnya, dia berpikir bahwa sangat jelas bahwa puasa sangat membantu sehingga penelitian bahkan tidak perlu dilakukan. Ini, dari orang yang Universitas Harvard biasa menamai Pusat Joslin terkenal di dunia untuk Diabetes.

Apa yang terjadi? Well, ingatlah bahwa masih ada kebingungan massif tentang diabetes tipe 1 dan tipe 2 saat itu. Puasa tidak akan sangat berguna untuk Tipe 1, dan tipe 2 masih belum biasa saat itu.

Setelah penemuan insulin pada awal 1920-an, semua fokus beralih ke insulin sebagai ‘penyembuhan’ untuk diabetes. Sementara itu adalah kemajuan besar untuk tipe 1, tidak cukup obat mujarab untuk tipe 2.

Tetapi, sebagian besar minat dalam puasa hilang saat dokter memusatkan perhatian pada apa yang akan menjadi mantra mereka untuk abad berikutnya—obat-obatan, obat-obatan, obat-obatan. Efek dari kelaparan masa perang pada T2D juga jelas.

Selama perang dunia kedua, angka kematian akibat diabetes turun drastis. Pasca periode antar perang, saat orang kembali menyukai kebiasaan makan mereka yang biasa, si diabetes kembali bangkit.

Credit: unsplash by Alex Loup

Ini tentu saja cukup mudah dimengerti. Karena T2D pada dasarnya adalah penyakit gula berlebih di dalam tubuh, mengurangi asupan gula dan karbohidrat harusnya menyebabkan lebih sedikit penyakit, dong. Kembali ke titik bahwa bariatrics hanyalah sebuah operasi yang mau nggak mau mewajibkan pasiennya untuk berpuasa, Anda dapat langsung membandingkan efek puasa dan bariatrik.

Dalam sebuah studi menarik, pasien yang sedang menunggu untuk menjalani prosedur bariatrik harus berpuasa terlebih dahulu. Alasannya cukup sederhana. Banyak dari pasien obesitas yang tidak sehat ini memiliki hatinya dilumuri lemak yang gede bingit. Jika Anda bisa memangkas lemak hati ini dan menyusutkan berat badan mereka, risiko komplikasi bedah akan berkurang.

Penurunan ukuran hati akan membuat kerja di rongga perut jauh lebih mudah, para pembedah juga bisa melihat lebih jelas. Karena banyak dari prosedur ini yang dilakukan secara laparascopically, kemampuan untuk melihat lebih baik adalah keuntungan yang sangat besar. Selain itu, dengan distensi abdomen yang kurang, penyembuhan luka abdomen meningkat secara signifikan.

Karena itu, diputuskan untuk mencoba masa puasa bagi pasien tersebut sebelum menjalani operasi sebenarnya. Sementara itu, Anda bisa membandingkan kontrol gula dan penurunan berat badan selama periode puasa dan juga selama periode pasca operasi.

Karena bariatrik dianggap sebagai the heavy weight champ, ini adalah pertandingan David vs Goliath yang sesungguhnya (Fasting vs Surgery). Pada grafik di bawah ini, Anda bisa melihat hasilnya. Pada grafik pertama, puasa menyebabkan penurunan berat badan 7,3 kg dibandingkan dengan hanya 4kg untuk operasi. Grafik kedua menunjukkan keseluruhan ‘glisemia’ atau jumlah total gula dalam darah sepanjang hari.

Selama puasa, gula jauh lebih sedikit dalam darah (1293 vs 1478). Pada kedua hal tersebut, Anda dapat melihat bahwa puasa sebenarnya jauh lebih baik daripada bedah! Gula darah turun lebih cepat, seperti halnya berat badan.

David (puasa) tidak hanya mengalahkan Goliath (bariatrics), he beat him like a rented mule. Jika semua manfaat operasi bariatric bertambah karena berpuasa, mengapa tidak cukup melakukan puasa dan melewatkan operasi? Jawaban standarnya adalah orang tidak bisa melakukan puasa tanpa memaksakan bedah.

Tapi pernahkah mereka menjajalnya? Bagaimana Anda tahu bahwa Anda tidak bisa berpuasa untuk jangka waktu lama jika Anda belum pernah mengujinya? Tidakkah sebaiknya Anda mencobanya sebelum menyerah? Menghilangkan diabetes bukan hanya di dunia fantasi, tapi memang harus dibuktikan.

Tapi poin utama saya adalah lagi, bukan untuk mengkritik atau memuji operasi. Sebaliknya, maksud saya adalah ini. Puasa menyembuhkan diabetes. Alih-alih penyakit kronis dan progresif yang telah digembar-gemborkan, malah T2D ternyata bisa menjadi kondisi yang bisa diobati dan reversibel.

Kedua praktik berpuasa dan bariatric membuktikan buktinya. Ini adalah penyakit yang bisa disembuhkan. Diabetes tipe 2 sepenuhnya reversibel. Ini mengubah segalanya. Sebuah harapan anyar telah terbit. Sekali lagi saya tegaskan, kita bisa menghilangkan diabetes 100%.

Leave a Reply

Your email address will not be published.