Rahasia Langsing itu Makan Banyak Tidak Gemuk

Rahasia-Langsing-itu-Makan-Banyak-Tidak-Gemuk

Rahasia langsing itu makan banyak tapi tidak bikin gemuk. Masa, sih? Ini dinamakan paradoks spektakuler makan berlebihan.

Begini logikanya.

Ingat nggak sih saat kita SMA? Kita makan kayak babi. Keripik, pizza, soda, es teh manis. Berbakul-bakul nasi padang, tetapi berat badan kita nggak pernah bergeser ke kanan. Ukuran celana kita itu-itu saja, tidak perlu memborong baju baru karena baju lama nggak muat lagi. You were as thin as a brief, forgotten dream. Perlahan, kekuatan kita melawan efek gemuk itu memudar. Sekarang, minum air putih aja bisa jadi lemak. Apa yang terjadi? Apa yang terjadi saat kita makan berlebihan?

Jika kita melihat model Reduksi Kalor sebagai Primer (CRaP) lagi, kita dapat melihat bahwa ini adalah hipotesis yang mudah diuji. Jika memang makan banyak membuat kita menjadi gemuk, maka kita bisa memberi makan banyak-banyak pada subjek yang sedang kita teliti, dan para subjek itu pasti akan menggemuk, Ini sangat mudah dilakukan. Tunjuk beberapa orang. Beri mereka makan setampah. Lihat dengan seksama, mereka pasti akan menggemuk. Bam. Panggil komite Nobel!!!

Beruntunglah kita, karena eksperimen overfeeding telah selesai dilakukan. Studi paling terkenal dilakukan oleh ahli endokrin Dr. Ethan Sims pada akhir 1960-an. Dia memulai dengan merekrut mahasiswa untuk overeat/ makan super banyak. Ternyata tidak mudah memaksa orang-orang ini untuk makan segabruk. Bagi kamu yang pernah memberi makan bayi atau batita, mereka akan berontak dan menjerit karena menolak diberi makan (karena kita berpikir mereka akan mati kelaparan) kamu pasti mengerti apa yang sedang saya bicarakan. Atau pernah nggak sih kamu merasa eneg dan ingin muntah saat kamu berada di restoran all you can eat, dan rasanya perut kamu akan meledak karena banyak makan. Coba kamu bayangkan kamu harus makan dua slice daging ayam lagi. Kamu pasti nggak sanggup makan lagi. Yeah, not so easy. Nggak gampang lho.

By: Dokter Jason Fung (The Astonishing Overeating Paradox – Calories Part X)

Jadi Dr. Sims segera mengubah metodenya, ia memaksa narapidana di penjara Vermont untuk penelitiannya. Dan cihuynya, aktivitas fisik juga dapat dikontrol dengan ketat. Awalnya narapidana diberi makan 4.000 kalori/ hari. Mulanya mereka berpikir itu sudah cukup, tetapi malah terjadi hal yang lucu. Pada tahap awal, mereka menggemuk, namun kemudian berat badannya menjadi stabil.

Ngapain sih musti ngelakuin itu segala? Ribet amat. Mungkin kamu akan berpikir seperti itu. Ini merupakan kombinasi haus akan pengetahuan ilmiah plus penasaran ditambah longgarnya ethical control (hai, informed consent?), beberapa orang sengaja dicekoki makan lebih dari 10.000 kalori/ hari. Bayangkan, 10.000 kalori per hari!

Dan kamu tahu apa hasilnya, ternyata setiap orang hanya menggemuk sekitar 10 pounds saja dengan makan sedemikian banyak. Dengan kata lain, mayoritas orang mendapatkan kenaikan 20% SAJA dari berat badan semula. Apa yang terjadi dengan pengeluaran energi mereka? Metabolisme, atau Total Energy Expenditure (TEE) meningkat sebesar 50%. Apa? Ini beneran? Nah, sebagai respons terhadap peningkatan kalori, tubuh juga menambah pembakarannya. Simpelnya begini. Katakanlah kamu punya perapian yang mana kamu hanya membakar sepotong kayu saja setiap harinya. Tiba-tiba saja, kamu mendapatkan rezeki nomplok yang mana, kamu dapet 5 buah kayu per hari. Kamu pasti berpikir untuk membakar si kayu banyak-banyak, agar si kayu cepat habis, betul? Nah, si tubuh juga sama. Dia nggak sebodoh asumsi kita. Kalau ada limpahan energi masuk, adalah wajib hukumnya untuk nambah TEE dan merasa lebih sehat, we feel great. Energi meluber. Tubuh nggak dingin, dll. Satu hal lagi yang membuat syok, pada saat percobaan telah berakhir, para peserta kembali melangsing dengan kekuatan full tank. Amazing!

Sumber Gambar

Faktanya, sebagian besar dari orang-orang ini nggak menggemuk permanen. Mereka melangsing dengan entengnya. Kesimpulannya, hasil penelitian mengatakan, makan berlebihan, kenyataannya, nggak bikin kita obesitas.Tubuh kita bekerja seperti termostat. Dimana, pada berat badan melonjak sementara, tubuh berusaha menyingkirkan kelebihan lemak, dan mengembalikannya ke berat awal.Mari kita lihat eksperimen yang lebih baru. Ini berasal dari penelitian ini.

Dalam percobaan ini, mereka menunjuk beberapa subyek dan menghabiskan waktu sebanyak 50% selama 6 minggu dan kemudian memantaunya. Apa yang terjadi dengan berat badan mereka? Kamu bisa lihat sendiri dari grafik di bawah ini.

Selama periode overfeeding atau makan segrambreng, memang masa lemak bertambah. Tapi, apa yang terjadi setelahnya?

Jelas sudah, bahwa tubuh mampu beradaptasi dengan cepat ke berat badan original, seolah-olah dia punya berat badan yang telah ditetapkan (BSW) dan sulit untuk digangggu gugat. Hmm, asumsi tentang rahasia langsing itu makan banyak tapi tidak bikin gemuk jadi makin membuat penasaran.

Kembali ke topik, lantas, apa yang terjadi dengan TEE? Dengan menggunakan air berlabel yang digandakan, serta kalorimeter tidak langsung, mereka menguji, apa yang terjadi dengan TEE saat mereka makan banyak. Awalnya, rata-rata TEE adalah 13,2 MJ/ hari, tetapi, mereka lantas meningkatkan TEE sebesar 1,4 menjadi 15,0. Dengan kata lain, tubuh meningkatkan pengeluaran energi untuk membakar kelebihan kalori ini. Seiring berjalannya waktu, TEE turun menjadi 13,1 MJ/ hari. Berat badan kembali normal, begitu pula dengan TEE. Semuanya kembali ke asal.


Di atas kertas, kami menyimpulkan bahwa ada bukti sensor psikologis yang sensitif bahwa pada saat tubuh merasa ada yang tidak beres, dia mencoba mereset atau mengatur ulang. Dengan kalimat lain, tampaknya tubuh mempunyai titik setel (BSW). Buktinya, kita telah mencoba makan berlebihan dengan tujuan agar bisa menggemuk, tetapi tubuh melawannya dan si tubuh berhasil menurunkannya ke berat awal.

Tapi pertanyaan super pentingnya adalah ini: apa sih yang sebenarnya yang sanggup mengendalikan berat badan kita?

Kita harus dan wajib mengetahui jawabannya, supaya si tubuh bisa efektif menurunkan berat badannya. Membatasi kalori sudah jelas salah kaprah dan nggak ada gunanya. Jadi bukan itu. Kita sudah mendapatkan fakta bahwa makan berlebihan tidak menyebabkan obesitas sama sekali. Oleh karena itu, jika kamu ingin melangsing, dan kamu hanya membatasi kalori saja, pastinya akan gagal dan tidak efektif, karena kelebihan kalori bukanlah masalah yang primer.

Jadi pertanyaan apakah benar rahasia langsing itu makan banyak tapi tidak bikin gemuk sudah terjawab, kan?

Leave a Reply

Your email address will not be published.