Ingin Kurus Langsing dan Kinerja Insulin

Ingin-Kurus-Langsing-dan-Kinerja-Insulin

Ingin kurus langsing dan mengenali kinerja insulin, apaan tuh? Kita telah mereview bagaimana hormon insulin dan kortisol membuat kita menjadi gemuk. Tetapi, apa yang sebenarnya menaikkan hormon insulin? Di manakah letak kegagalan hipotesis-karbohidrat-insulin? Untuk itu, saya rasa akan sangat membantu jika kita meneliti aksi insulin, dan syukurlah, kita telah membicarakannya berulangkali. Hormon insulin dirilis untuk merespons makanan. Makanan tertentu, terutama karbohidrat olahan cenderung meningkatkan kadar insulin lebih tinggi dibandingkan makanan lain. Tetapi, protein juga memicu sekresi insulin. Diet lemak, di sisi lain, bertendensi akan menaikkan gula darah dan kadar insulin.

Saat kita memakan sesuatu, gula darah naik dan melepaskan insulin. Saat kita makan, tubuh akan mengolahnya menjadi tenaga, dan proses pencernaan ini membutuhkan sangat banyak energi. Insulin mengatakan kepada tubuh kita untuk membanjiri glukosa ke aliran darah dan lantas menyimpan sisanya di gudang penyimpanan untuk pemakaian di kemudian hari. Salah satu cara tubuh kita bisa menyimpan gula adalah dengan mengubahnya menjadi glikogen di hati. Tubuh kita mengkonversi glukosa menjadi glikogen dan mengubahnya menjadi glukosa kembali dengan sangat mudah.

Tapi kapasitas hati hanya sedikit. Setelah itu, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi lemak. Lemak lebih sulit diakses tapi suplainya tak terbatas. Akibatnya, insulin adalah salah satu hormon sangat krusial apakah tubuh akan menimbun lemak atau membuangnya.

Tubuh akan mengakumulasi lemak di beberapa area, yaitu:

  1. Subkutan (di bawah kulit)
  2. Lemak visceral (melumuri organ tubuh)

Dan lemak viscerallah yang menjadi biang kerok. Glikogen itu seperti dompetmu. Kamu bisa menyimpan uang dan mengeluarkannya setiap saat. Mudah diakses tapi jumlahnya terbatas. Lemak seperti akun bankmu. Sulit mengaksesnya, tetapi kamu dapat menyimpannya dalam jumlah tak terbatas. Dengan adanya penjelasan seperti ini, pastinya, kita bisa mengetahui mengapa lemak sulit dihilangkan, terutama jika akumulasinya telah terjadi selama bertahun-tahun. Karena aksesnya sulit, kita juga menjadi lebih sulit untuk membakar lemak. Untuk mendapatkan uang di Bank, kamu harus menguras dompet terlebih dulu.

By: Dokter Jason Fung (How Insulin Works – Hormonal Obesity VII)

Kamu hanya bisa mengakses lemak pada saat glikogen habis. Namun, kamu tidak akan menyukai ide dompet kosong bahkan jika simpanan uang di bank banyak. Kamu juga pasti tidak suka jika tangki glikogenmu kosong, meskipun lemak di bank kamu masih mumbul. Proses penyimpanan lemak ini normal sekali. Kita makan. Insulin naik. Insulin menyimpan gula sebagai glikogen di hati. Insulin juga mengaktifkan produksi lemak di hati. Istilah teknisnya adalah lipogenesis hepatic de novo (DNL).

Lemak yang baru disintesis ini memiliki 3 kemungkinan proses, yaitu:

  1. Bisa teroksidasi untuk energi. Karena insulin memberi isyarat bahwa kita sudah memiliki banyak energi, ini tidak akan terjadi.
  2. Hati bisa mengekspor lemak ini ke tempat lain di tubuh. Lemak ini dapat dikirim ke organ lain (pankreas), disimpan sebagai lemak viseral (di sekitar organ) atau subkutan (di bawah kulit).
  3. Lemak bisa disimpan di hati.

Insulin juga bertanggung jawab untuk mematikan konversi glikogen menjadi gula. Secara teknis, insulin menekan glukoneogenesis (produksi glukosa baru di hati). Karena insulin memberitahu tubuh untuk menyimpan gula, kamu ingin mematikan proses pembakaran gula. Masuk akal.

Setelah kamu selesai mencerna makananmu, maka gula darah menurun, begitu pula dengan insulin akan menukik tajam. Ini akan berlaku jika kamu absen dari makan atau puasa. Ini merupakan sinyal bagi tubuhmu untuk melepaskan gula yang disimpan (glikogen di hati) ke dalam aliran darah untuk digunakan oleh otot, otak, dan organ tubuh lainnya. Ini disebut glikogenolisis (pembakaran glikogen) dan terjadi hampir setiap malam (dengan asumsi kamu tidak makan di malam hari). Proses penyimpanan lemak ini sekarang terjadi secara terbalik. Itu normal, karena kita belum makan dan insulin hanya dilepaskan saat makan. Gula yang tersimpan diambil dari hati dan dikirim ke tubuh untuk digunakan sebagai energi. Lemak dibakar untuk melepaskan energi dan dikirim ke tubuh jika gula yang disimpan tidak cukup gula. Jadi inilah yang terjadi setiap hari. Biasanya, ini adalah sistem yang dirancang dengan brilian, yang menjaga prosesnya tetap terkendali.

Makan— menyimpan gula dan lemak.

Tidak makan—membakar gula dan lemak.

Misalkan kita makan 3 kali sehari dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam lantas puasa dari jam 7 sampai jam 7 pagi, kamu dapat melihat bahwa kita telah seimbang 12 jam puasa dengan 12 jam makan. Mesin yang diminyaki dengan baik. Kamu juga dapat dengan mudah melihat, bagaimanapun, bahwa dalam kondisi kelebihan insulin yang terus-menerus, kamu akan cenderung gemuk. Jika kadar insulin selalu tinggi, tubuh kita berperilaku seperti kita selalu makan. Dia akan menyimpan gula dan lemak. Menanggapi tingkat insulin yang tinggi, kita menghidupkan mesin untuk meningkatkan simpanan glikogen. Setelah ini terisi, maka kita mulai memindahkan beberapa kelebihan energi ini ke gudang lemak. Jika terjadi ketidakseimbangan antara periode makan dan puasa, ini akan menyebabkan peningkatan berat badan, peningkatan lemak dan voila—obesitas.

Hmm, ingin kurus langsing dan mengenali kinerja insulin, wajibkah tau tentang itu.

Tapi masalahnya adalah makan tidak menyebabkan tingkat insulin tinggi yang tinggi. Anggap saja kita makan 3 kali sehari tanpa camilan. Misalkan kita makan pagi jam 7 pagi dan makan malam jam 7 malam.  Itu berarti kita sudah seimbang 12 jam makan dengan 12 jam puasa. Periode menjadi seimbang, antara insulin tinggi dan insulin rendah. Meskipun jika insulin memuncak karena banyak memakan karbohidrat olahan, namun tetap saja, fase puasa dan fase makan harus setara. Pada tahun 1950 dan 60an misalnya, orang banyak makan pasta dan roti putih. Kue Oreo dan cokelat Kit Kat juga tetap sama. Asupan gula masih tinggi dan orang tidak minum Diet Coke (minuman 0 kalori).

Jadi orang Amerika banyak makan karbohidrat tetapi tidak mengalami obesitas. Tapi kita selalu lupa bahwa pilihan makanan yang tepat melibatkan dua pertanyaan utama:

  1. Pertanyaan pertama yang kita pikirkan terus—Apa yang Harus Dimakan? Apakah sebaiknya kita makan karbohidrat tinggi, rendah karbohidrat, tinggi lemak, rendah lemak, protein tinggi, protein rendah. Haruskah kita makan gandum, lebih banyak serat, dll.
  2. Pertanyaan yang selalu kita lupakan adalah when to eat Kapan atau kapan kita makan.

Waktu makan juga merupakan faktor yang sangat krusial. Dalam contoh di atas, kita makan 3 kali sehari tanpa camilan. Tapi gaya makan seperti itu sudah semakin jarang. Sekarang, orang lebih memilih makan sering dengan porsi sedikit, misalnya 6 kali sehari. Dalam situasi ini, kita terus-menerus merangsang insulin.

Insulin adalah hormon makan, jadi penyimpanan gula dan mesin penyimpanan lemak kita terangkat. Meskipun makanan yang kita makan tidak memicu insulin terlalu tinggi, tetapi jika insulin telah mengalami resisten, maka insulin akan sangat mudah dirangsang. Tubuh kita akan mengalami ketidakseimbangan, insulin mendominasi, sehingga meskipun hanya makan sedikit, tetapi mudah diubah menjadi lemak. Saya telah memberikan contoh bagaimana membuat fase makan dan fase puasa menjadi harmonis. Satu hal yang harus digarisbawahi bahwa ngemil akan merusak makan malammu. Inilah yang sering dikatakan ibumu. Makan 3 kali sehari, tanpa ngemil.

Bahasan tentang ingin kurus langsing dan harus memahami cara kerja insulin mulai menarik, Sob.

Tingkat obesitas rendah pada tahun 1950-an dan 1960 sesuai saran pada masa itu, dimana kita disarankan untuk tidak ngemil. Sungguh  bertolak belakang dengan sekarang, yang mana kita bisa makan kapan saja dan di mana saja sesuka hati. Makan di mobil? Tidak masalah. Makan di bioskop? Tidak masalah. Makan di mejamu? Tidak masalah.

Yang kita miliki sekarang adalah 16-18 jam fase makan dan puasa hanya 6-8 jam. Kita disuruh makan sepanjang waktu. Makan 3 kali sehari dengan 3 makanan ringan di antaranya. Lihatlah jadwal khas di sekolah. Makan sarapan. Camilan pertengahan pagi (untuk waktu yang lama antara sarapan dan makan malam). Makan siang. Camilan sehabis sekolah. Makan malam. Snack di antara periode sepak bola. Ngemil pada waktu tidur. Itu adalah kekalahan 7 kali sehari setiap hari. Dengan saran seperti ini, pola diet ini berasosiasi dengan level obesitas yang semakin meningkat.

Sekarang jika ingin kurus langsing dan Anda harus memahami kinerja insulin, Anda ngerti kan kaitannya?

Leave a Reply

Your email address will not be published.