Kunci Kurus Gula harus Dihindari

Kunci-Kurus-Gula-harus-Dihindari

Kunci kurus: gula yang dianggap sebagai biang kerok, harus segera disingkirkan. Tetapi, mengapa gula membuat kita menggemuk? Sebelum kita terjun lebih dalam, mari kita bahas komponen fundamental yang terdapat dalam gula. Gula mengandung fruktosa dan glukosa.

Fruktosa perlu dimetabolisme, bukan? Namun, asupan yang berlebihan menyebabkan:

  1. Hati berlemak, yang mana akan.
  2. Menjadi kunci terjadinya resistensi insulin.

Kunci Kurus: Hindari Resistensi Insulin

Mengapa resistensi insulin ini sangat krusial dalam perkara timbun menimbun lemak? Karena insulin yang tidak sensitif, membuat tubuh yang seharusnya bisa bekerja optimal, malah menjadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah ada bukti bahwa konsumsi fruktosa menyebabkan resistensi insulin?

Singkat jawaban adalah YA.

Bukti Riset bahwa Fruktosa Lebih “Ganas” dibanding Glukosa

Jika kita kembali ke tahun 1980, ada riset yang telah membuktikan bahwa fruktosa bisa menyebabkan resistensi insulin pada manusia. Tetapi, glukosa malah tidak.

The study “Impaired cellular insulin binding and insulin sensitivity induced by high-fructose feeding in normal subjects” examined the effect of adding 1000 kcal/day of excess calories as glucose vs fructose in healthy young people.  

Studi “Gangguan pengikatan insulin seluler dan sensitivitas insulin yang disebabkan oleh pemberian makan fruktosa tinggi pada subjek normal”

Bagaimana cara kerja riset itu? Jadi, beberapa orang muda sehat, diwajibkan memakan 1000 kkal/ hari, namun mereka dibagi menjadi dua grup. Kelompok pertama mengonsumsi glukosa. Dan grup dua meminum fruktosa. Selama tes, berat badan kedua kelompok itu tidak berubah.

Pasca itu, insulin intravena disuntikkan pada para subjek setelah periode overfeeding atau fase-makan-berlimpah-limpah. Lalu, glukosa darah diukur. Yang paling mengejutkan adalah, kelompok dengan asupan glukosa berlebih, tidak menunjukkan perbedaan secara statistik pada area insulin sensitivitas.

Sementara itu, pada kelompok fruktosa menunjukkan adanya penurunan kemampuan insulin sebanyak 25%, jadi si insulin tidak lagi sensitif. Setelah hanya 7 hari.

Ingat sebuah fakta penting. Bahwa, kedua kelompok tersebut telah diberi makan dalam jumlah segambreng dan total kalori yang sama.

Juga, fruktosa nyebabin penurunan kemampuan pengikatan insulin ke sel, dan ini tentunya seiring dengan naiknya insulin resisten.

A more recent study “Effect of Fructose Overfeeding and Fish Oil Administration on Hepatic De Novo Lipogenesis and Insulin Sensitivity in Healthy Men” showed much the same effect.  

Sebuah studi yang lebih baru “Pengaruh Pemberian Makan Fruktosa dan Minyak Ikan pada Lipogenesis Hepatic De Novo dan Sensitivitas Insulin pada Pria Sehat” menunjukkan efek yang hampir sama.Subjek-sehat ‘dicekoki’ fruktosaekstrem. 

De novo Lipogenesis (DNL)—atau produksi lemak baru di hati meningkat enam kali lipat disertai dengan peningkatan trigliserida plasma sebesar 79%. Resistensi insulin di hati melonjak sekitar 28%.

Lalu apa yang terjadi setelah 6 hari? Resistensi insulin otot nggak berubah sama sekali. Apakah Anda tahu bahwa ciri khas diabetes tipe 2 adalah adanya resistensi insulin? Jadi, hasil penelitian ini mengatakan bahwa, subjek yang sebelumnya sehat, sekarang dalam perjalanan penyakit diabetes tipe 2 hanya dalam waktu 6 hari.

Kunci kurus gula dan karbohidrat dari dulu merupakan topik yang tidak pernah bosan untuk dibahas.

The scariest demonstration of how overconsumption of fructose leads to insulin resistance and diabetes comes from the study “Consuming fructose-sweetened, not glucose-sweetened, beverages increases visceral adiposity and lipids and decreases insulin sensitivity in overweight/obese humans”.  

Gambaran paling menakutkan tentang bagaimana konsumsi fruktosa lewat batas menyebabkan resistensi insulin dan diabetes berasal dari penelitian “Mengkonsumsi minuman yang dimaniskan dengan fruktosa, bukan dimaniskan dengan glukosa, minuman meningkatkan adipositas dan lipid viseral dan menurunkan sensitivitas insulin pada manusia yang kelebihan berat badan/ obesitas”.

Pada riset ini, para subjek yang tadinya sehat ini diharuskan meminum Kool-Aid yang mana, merupakan minuman manis yang mengandung glukosa atau fruktosa selama 8 minggu.

Meski sepertinya konsumsi Kool Aid ini cukup banyak, realitanya, ada banyak orang yang menelan gula dalam proporsi yang tinggi dalam makanan mereka sehari-hari. Apakah tes standar untuk diabetes dan pra-diabetes? Tes toleransi glukosa oral. Setelah pasien menenggak minuman manis, untuk menentukan respons pasien lalu gula darah diukur.

Nah, di sini letak keanehannya. Kelompok glukosa tidak mengalami pra-diabetes. Tetapi, kelompok fruktosalah yang mengembangkan penyakit itu. Jadi, banyak bukti bahwa, resistensi insulin lebih sering disebabkan oleh kelompok fruktosa, dibandingkan grup glukosa. Dan ini angkanya cukup signifikan, lho.

Kunci-Kurus-Gula-harus-Dihindari
Picture Credit: Jassir Jonis by Unsplash

Ditambah, pada kelompok fruktosa ditemukan hasil level insulin yang lebih hiper. Padahal, fakta penting yang perlu kita perhatikan bahwa, kedua kelompok ini dibagi jumlah kalori yang sama.

Selain itu, dikarenakan indeks glikemik yang sangat rendah, fruktosa memiliki efek pada glukosa darah yang nyaris tak terlihat. Jelas bahwa sistem klasifikasi indeks glikemik adalah sebuah kegagalan yang total. Secara umum, ini adalah sesuatu yang menakutkan

  1. Karena orang menjadi tidak sadar, orang-orang bisa saja mengonsumsi jumlah glukosa lebih besar
  2. Meski penelitian itu hanya berlangsung selama 8 minggu, tapi efeknya sudah sangat luar biasa. Lantas, apa yang terjadi jika kita mengonsumsi fruktosa semampai dalam beberapa dekade?
  3. Spesial pada kasus fruktosa, ia nyebabin fatty liver atau organ hati yang diselimuti lemak, insulin resisten, dan pada akhirnya diabetes tipe 2.
  4. Namun, kegelisahan yang esensial adalah, banternya insulin juga akan menggiring pada terjadinya OBESITAS.

Jadi, apa yang kita dapatkan, jika kita menambahkan pengetahuan ini pada model obesitas hormonal kita?

Kunci Kurus: Gula Penyebab Utama Kegemukan

Begini.

Si kunci penyebab obesitas adalah adanya PENINGKATAN KADAR INSULIN. Nah, besarnya tingkat insulin tergantung pada keseimbangan:

  1. Faktor makanan yang memicu kegemukan seperti tepung dan karbohidrat yang dihaluskan’.
  2. Faktor pelindung seperti serat dan cuka.

Penggerak terdepan tingginya tingkat insulin juga adalah berapa lama orang tersebut telah mengalami insulin resisten. Inilah sesungguhnya yang membentuk lingkaran setan. Di mana, insulin adiluhung meningkatkan resistensi insulin, yang pada akhirnya mengarah pada tingkat insulin yang lebih gigantis. Semakin lama siklus ini mengendap, maka, efeknya akan semakin buruk.

Fruktosa Versus Glukosa, Mana yang Lebih Menggemukkan?

Tetapi, dan ini adalah tetapi yang besar, fruktosa juga merupakan pemain sentral dari penyebab resistensi insulin. Seenggaknya, ini telah dijelaskan pada induksi hati berlemak, dan resistensi insulin hati. Nah, oleh karena itu, mudah untuk melihat kaitan, mengapa gula sangat menggemukan, bukan begitu?

Gula atau sukrosa terdiri dari campuran 50-50 glukosa dan fruktosa. HFCS (High Fructose Corn Syrup) atau sirup jagung adalah 55% fruktosa. Glukosa yang ada dalam karbohidrat yang telah diolah akan merangsang insulin.

Sementara fruktosa lebih mempengaruhi hati yang mana akan menyebabkan insulin resisten. Itulah sebabnya, gula merangsang produksi insulin baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Seiring berjalannya waktu, konsumsi gula yang bombastis akan mengiring pada tingkat insulin jangkung. Pastinya ini akan mengakibatkan obesitas. Gula bukanlah hanya sekedar kalori kosong. Mereka bukan hanya merupakan karbohidrat olahan, tapi lebih daripada itu. Beneran, mereka super berbahaya.

Mengapa? Karena mereka menstimulasi dua faktor ‘malapetaka’, yaitu:

  1. Insulin.
  2. Resistensi insulin.

Jadi apakah ada perbedaan yang banyak antara sukrosa dan HFCS? I don’t believe so. Keduanya buruk. Mungkin salah satu jauh lebih berisiko, tetapi keduanya tampak seperti kembar siam.

Intinya begini. Jika Anda ingin langsing—singkirkan gula. Jangan menggantinya dengan pemanis. Mereka sama buruknya untuk Anda.

On this, at least, everybody can agree. Meski, sampai dengan saat ini, kami belum bisa menjelaskan fenomena yang terjadi pada tahun 1990-an, yaitu tentang paradox pemakan nasi. Gimana mungkin sih, mereka memakan begitu banyak karbohidrat namun nggak juga gemuk? Dan, ada satu lagi yang perlu dipertimbangkan. Si gandum.

Kunci kurus mengapa gula harus dieliminasi sudah terjawab, kan?

Leave a Reply

Your email address will not be published.