Tips Kurus Langsing Pesta dan Puasa

Tips-Kurus-Langsing-Pesta-dan-Puasa

Tips kurus langsing pesta dan puasa. Maksudnya gimana, ya? Mungkin itu pertanyaan yang berputar di kepala kalian.

Halo, apa kabar? Ini Sarah lagi. Beberapa hari ke depan, para umat muslim di dunia akan menjalankan ibadah puasa. Dan sesungguhnya, ini cukup relevan dengan bahasan kali ini. Jangan pernah takut untuk makan banyak, karena kamu bisa melakukan damage control dengan puasa. Inilah penjelasannya.

By: Dokter Jason Fung

Perayaan/ pesta adalah bagian substansial dari kehidupan. Ini adalah fakta yang krusial untuk diakui. Artinya, setiap perayaan penting ditandai dengan berpesta. Makan adalah perayaan hidup. Diet apa pun yang tidak mengakui realitas ini pasti akan gagal. Kita makan kue di hari ulang tahun kita. Kita makan sesuka hati pada hari raya seperti Thanksgiving dan Idul Fitri. Kita merayakan makan malam Natal. Kita menyiapkan perjamuan pernikahan. Kita pergi ke restoran yang fancy di ulang tahun.

Kita tidak merayakannya dengan salad ulang tahun. Kita tidak meminum jus sayur pengganti kue pengantin. Kita tidak minum air putih doang saat Thanksgiving atau lebaran. Kita perlu mengetahui kenyataan yang telah kita ketahui selama ini. Berat badan bukan merupakan fenomena yang konstan. Naik dan turun berat badan datang dan pergi. Dengan pengetahuan itu, Anda bisa melihat bahwa solusi jangka panjang untuk penambahan berat badan juga naik turun. Berat badan bervariasi sepanjang hidup, dan juga sepanjang tahun.

Periode kehidupan tertentu dikaitkan dengan kenaikan berat badan. Ini termasuk masa remaja, dimana penambahan berat badan merupakan bagian dari perkembangan normal. Ini juga termasuk kehamilan, situasi lain dimana insulin berperan dominan. Berat badan selama kehamilan normal. Namun, hal itu juga meningkatkan risiko obesitas di kemudian hari—sebuah demonstrasi tentang ketergantungan insulin dan obesitas. Periode peningkatan efek insulin ini (untuk membantu tubuh bertambah berat badan) mungkin memiliki efek jangka panjang.

Periode kehidupan tertentu dikaitkan dengan kenaikan berat badan. Ini termasuk masa remaja, dimana penambahan berat badan merupakan bagian dari perkembangan normal. Ini juga termasuk kehamilan, situasi lain dimana insulin berperan dominan. Berat badan selama kehamilan normal. Namun, hal itu juga meningkatkan risiko obesitas di kemudian hari—sebuah demonstrasi tentang ketergantungan insulin dan obesitas. Periode peningkatan efek insulin ini mungkin memiliki efek jangka panjang.

Cara termudah untuk mempelajari pertanyaan ini adalah membandingkan wanita yang memiliki anak dengan mereka yang belum memilikinya. Meski ada banyak masalah dengan penelitian menggunakan metode ini, namun kenyataanya, mereka yang tidak pernah memiliki anak (nulipara) mungkin berbeda dari mereka yang memiliki anak. Misalnya, stres memiliki anak dan kekurangan tidur mungkin berpengaruh pada kenaikan bobot tubuh.

Kini, setelah melakukan penelitian selama 10 tahun (dilakukan oleh lembaga Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional yang pertama (NHANES 1971-1975) akhirnya ditemukanlah sebuah jawaban. (Data ini telah digunakan dalam makalah dari tahun 1994). Secara keseluruhan, kenaikan berat badan pada wanita yang telah memiliki anak dibandingkan dengan nulipara adalah 1,6 kg setelah penyesuaian. Dengan 1, 2, dan 3 anak-anak, berat badan rata-rata meningkat 1,7 Kg, 1,7 Kg, dan 2,2 Kg, jadi ada beberapa bukti dose-response.

Itu tidak terlalu buruk, bukan? Tapi risiko kenaikan lebih dari 13 kg meningkat 40-60%! Risiko menjadi kelebihan berat badan meningkat sebesar 60-110%. Jadi, meski efek keseluruhannya tampak sepele, konsekuensi kesehatan mungkin tidak begitu. Tampaknya ada beberapa orang yang cenderung melonjak berat badannya setelah melahirkan, tapi di sisi lain, banyak juga yang berat badannya kembali ke berat sebelum melahirkan. Anda mungkin sudah tahu beberapa.

Ini jauh dari temuan yang terisolasi. Pada tahun 1994, Journal of American Medical Association menerbitkan studi CARDIA juga menunjukkan kenaikan berat badan 2-3 kg selama 5 tahun terkait dengan kehamilan. Hal ini terjadi pada kulit hitam dan kulit putih. Rasio pinggang ke pinggul juga meningkat—indikator kenaikan lemak visceral—jenis yang lebih berbahaya.

Menopause juga dikaitkan dengan penambahan berat badan yang signifikan. Para perempuan yang telah diukur selama tahun-tahun menjelang dan setelah menopause, rata-rata berat badannya bertambah sekitar 2,25 kg. Seiring dengan ini, tekanan darah, kolesterol serum dan insulin puasa cenderung meningkat. Pada pria, berat badan cenderung meningkat di tahun-tahun setelah menikah. Laki-laki yang sudah menikah cenderung lebih gemuk daripada orang yang belum menikah. Tapi ini sepertinya tidak berlaku bagi wanita.

Poin utamanya adalah ini—kenaikan berat badan tidak selalu tetap. Ditambah kenaikan berat badan sebagian besar bersifat hormonal, bukan ketidakseimbangan kalori. Perubahan hormonal kehamilan dan menopause tentu bisa memicu perubahan berat badan yang signifikan. Mencoba untuk melawan masalah hormonal dengan senjata berbasis kalori adalah proposisi yang kalah.

Hmm, bahasan tentang tips kurus langsing pesta dan puasa ini seru juga.

Kejadian hidup lainnya sering menyebabkan atau berhubungan dengan penambahan berat badan. Berhenti merokok merupakan penyebab utama penambahan berat badan. Pada makalah NEJM pada tahun 1991, diperkirakan bahwa berat badan rata-rata 2,8 kg pada pria dan 3,8 kg pada wanita. Namun, beberapa orang memiliki kenaikan berat badan> 13 kg – 9,8% pada pria dan 13,4% pada wanita.

Bahkan dalam satu tahun, biasanya kenaikan berat badan terjadi sebentar, meski setelah itu bisa jadi turun kembali. Mari kita lihat lebih dekat mengenai kenaikan berat badan yang biasanya berfluktuasi, dalam sebuah makalah yang diterbitkan di New England Journal of Medicine pada tahun 2000 yang berjudul “Sebuah studi prospektif tentang kenaikan berat badan pada masa liburan”. Masa liburan Thanksgiving AS sampai Tahun Baru mencakup sekitar 6 minggu. Periset berulang kali mengukur sampel 200 orang dewasa AS untuk melihat apakah kenaikan berat badan terjadi secara tidak proporsional selama masa ini.

Sumber gambar: i.pinimg.com

Rata-rata kenaikan berat badan sepanjang tahun adalah 0,2 – 0,8 kg per tahun. Ini mendekati sekitar 1 – 2 pound per tahun. Dalam penelitian ini kenaikan berat badan rata-rata sepanjang tahun adalah 0,62 Kg.

Namun, kenaikan berat badan ini tidak berlangsung sepanjang tahun. Dalam 6 minggu masa liburan, kira-kira 2/3 berat badan kita akan naik (0,37 kg). Dalam sisa 46 minggu dalam setahun, hanya 1/3 berat badan akan naik. Pada periode pasca liburan memang berat badan biasanya sedikit turun, tapi ini jelas tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan berat badan ketika liburan.

Temuan menarik lainnya adalah bahwa subjek yang sudah kelebihan berat badan atau obesitas cenderung lebih gemuk saat liburan. Ini mungkin bukan berita baru. The fat get fatter atau orang endut menjadi lebih semlohay. Mereka yang telah mengalami obesitas dalam jangka waktu yang cukup lama, lebih sulit untuk melangsing.

Ini adalah contoh lain dari bahwa waktu lamanya seseorang telah mengalami kegemukan juga mempengaruhi. Salah satu kelemahan utama dari teori kalori adalah penampakan fakta penting yang kita bahas tadi.

Jika penambahan berat badan tidak seragam sepanjang tahun, maka usaha penurunan berat badan juga perlu bervariasi. Anda memerlukan strategi untuk menurunkan berat badan pada waktu tertentu, dan tidak takut berat badan naik sedikit di lain waktu. Diet konstan yang dilakukan terus-menerus tidak sesuai dengan siklus kehidupan. Pesta dan Puasa. Ada kalanya Anda harus makan banyak. Namun akan ada saat lain dimana seharusnya Anda tidak makan sama sekali. Itulah siklus alami kehidupan.

Jika kita berpesta setiap saat, tapi tidak pernah berpuasa, maka agak bisa diprediksi apa hasilnya. Kenaikan berat badan. Sebenarnya, hampir semua agama secara universal mengakui fakta ini. Ada periode dimana pesta diresepkan—Natal atau Lebaran misalnya. Ada periode lain waktu dimana puasa disarankan—Prapaskah atau puasa ramadhan, contohnya.

Semua peradaban dan agama kuno mengetahui ritme kehidupan yang sederhana ini. Saat panen tiba, Anda berpesta. Tapi Anda akan puasa di musim dingin mendatang. Tapi sekarang, di hari modern, kita dicecoki makanan terus menerus. Agama telah menentukan periode pesta dan puasa. Kita telah mengadakan pesta, tapi takut puasa. Mereka telah menjadi setan. Dan kita telah membayar harganya.

Diabetes tipe 2 telah menjadi epidemi mutlak pada semua kelompok usia. Tampaknya cukup jelas bahwa ini adalah masalah keseimbangan. Jika Anda berpesta, Anda harus berpuasa. Jika Anda selalu berpesta dan tidak pernah puasa, Anda akan gemuk. Itu tidak terlalu sulit dimengerti, bukan?

Tapi apa yang terjadi saat kamu tidak pernah berpesta? Nah, maka hidup menjadi sedikit kurang istimewa. Jika Anda adalah seseorang yang tidak mau minum di pesta pernikahan, tidak mau makan kue, tidak menyentuh makanan lengkap, tak sudi memakan makanan pembuka—ada nama untuk itu—the party pooper.

Tips kurus langsing pesta dan puasa supaya seimbang mulai masuk akal, kan?

Mungkin Anda bisa melakukannya selama 6 bulan, atau 12 bulan. Tapi selamanya? Heck, bahkan agama yang paling ekstrem pun tidak akan melakukannya. Itu cukup sulit dilakukan. Hidup ini penuh dengan pasang surut. Rayakan kemenangan karena kekalahan menunggu di tikungan. Jadi Anda harus menyeimbangkan periode makan-banyak dengan periode makan-sangat-sedikit. Ini semua masalah keseimbangan.

Sekarang pertanyaan tentang apa tips kurus langsing pesta dan puasa adalah solusinya sudah terjawab, kan?

Leave a Reply

Your email address will not be published.