Rahasia Langsing Mengerti Epidemi Obesitas di China

Rahasia-Langsing-Mengerti-Epidemi-Obesitas-di-China

Rahasia langsing mengerti epidemi obesitas di China, salah satunya. Sebagai bahan studi banding.

Begini.

Penduduk di China dan Timur Jauh secara perlahan telah mengembangkan epidemi diabetes dan obesitas yang populasinya nyaris meyusul Amerika Serikat. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, ada korelasi yang kuat antara obesitas dengan kenaikan asupan gandum dan gula. Dengan kedua komponen itu, kegemukan akan menggila dan merajalela.

Pada tahun 1990-an, studi INTERMAP menunjukkan bahwa makanan Cina sangat tinggi karbohidrat (beras putih) namun sangat rendah gula. Sehingga obesitas dan diabetes tingkatnya sangat rendah. Selama bertahun-tahun, hipotesis ini, menyebabkan si karbohidrat terbebas dari tuduhan sebagai penjahat utama penyebab kegemukan. Mereka beralasan, jika memang karbohidrat merupakan pelaku utama yang menyebabkan badan melar, seharusnya, di negara China kegemukan menjadi wabah.

By: Dokter Jason Fung (Populasi dalam Transisi – Hormon obesitas )

Namun, semua karbohidrat tidak setara. Gula, seperti telah kita beberkan sebelumnya, akan menggemukkan sebanyak dua kali lipat.

Gula mengandung glukosa dan fruktosa. Glukosa bisa meningkatkan insulin. Fruktosa jauh lebih berbahaya karena menyebabkan resistensi insulin.

Gandum, terutama dalam iterasi modern mungkin sangat menggemukkan karena berbagai alasan. Tingginya amilopektin berarti bahwa sebagian besar pati yang terkandung dalam tepung diubah secara efisien menjadi glukosa. Kombinasi mematikan gandum dan gula ini telah diperkenalkan ke dalam makanan Cina. Hasilnya adalah malapetaka diabetes di Cina. Prevalensi diabetes di China kini telah melampaui Amerika Serikat.

Inilah jawaban dari paradoks teka-teki kenapa Asia pemakan nasi tidak menggemuk. Mengapa orang Cina tidak memiliki epidemi diabetes pada tahun 1990 padahal mereka memakan nasi putih? Nah, karena mereka tidak makan gula (fruktosa), mereka tidak mengalami resistensi insulin. Karena mereka tidak ngemil sepanjang waktu, membuat periode tingkat insulin rendah selama beberapa jam, sehingga membantu mencegah mengguritanya resistensi insulin. Jadi, asupan nasi itu sendiri tidak membuat obesitas ataupun diabetes.

Begitu makanan mereka menjadi lebih kebarat-baratan, itu adalah bencana yang menunggu bom waktu. Dengan semakin tingginya asupan gula dan makan sepanjang waktu, resistensi insulin di hati mulai berkembang. Ditambah lagi dikombinasikan dengan asupan karbohidrat tinggi menyebabkan diabetes menjamur meski dengan tingkat obesitas jauh lebih rendah dari Amerika Serikat.

Grafik di bawah ini juga berguna untuk melihat Studi Migran Pulau Tokelau sebagai mikrokosmos dari apa yang terjadi sekarang di China. Kepulauan Tokelau adalah kelompok dari 3 atol karang kecil di Pasifik Selatan. Bagian dari Kerajaan Inggris sejak 1877, kedaulatan dipindahkan ke Selandia Baru pada tahun 1948. Makanan mereka didominasi oleh kelapa, ikan dan sukun. Jumlah lemak jenuh sangat tinggi karena mengonsumsi kelapa.

Pada tahun 1966, karena terancam kelebihan populasi, separuh penduduk asli dipindahkan ke Selandia Baru dimana makanan tradisional mereka mengalami perubahan cepat menjadi makanan Barat. Konsumsi makanan olahan modern seperti gula dan tepung meningkat lebih dari 6 kali lipat. Asupan gula meningkat dari 2% kalori menjadi 14% dalam 15 tahun.

Pada populasi tersebut ada peningkatan berat badan yang stabil. Rata-rata, pada tahun 1983 penduduk migran Tokelau naik berat badannya sekitar 11 pounds dibandingkan dengan non-migran, lanats lebih dari 20 pound lebih banyak pada tahun 1968.

Bagaimana dengan diabetes? Prevalensi diabetes hampir dua kali lipat. Dengan kata lain—sebuah malapetaka diabetes. Sama seperti China.

Karena diabetes hanyalah resistensi insulin tinggi, Anda dapat melihat bagaimana penambahan gula dan gandum secara signifikan meningkatkan resistensi insulin. Tingkat pengolahan yang tinggi juga akan cenderung menurunkan salah satu faktor pelindung utama—serat.

Lemak juga merupakan faktor pelindung alami yang telah diusir dari makanan tradisional. Dalam kasus Amerika Utara, hal itu memang sengaja dikurangi.

 Hal yang benar-benar menakutkan tentang semua ini, tentu saja, adalah bahwa jika kita tidak mengetahui penyebab epidemi diabetes, keadaan akan menjadi lebih buruk. Resistensi insulin menyebabkan peningkatan kadar insulin yang memberi umpan balik dan menyebabkan resistensi insulin lebih tinggi pada lingkaran setan yang klasik. Mbulet, alias tidak ada jalan keluar. Sangat mengerikan.

Pertanyaan apa rahasia langsing mengerti epidemi obesitas di China, sudah Anda mengerti kan?

Leave a Reply

Your email address will not be published.