Rahasia Kurus langsing Insulin Racun?

Rahasia-Kurus-langsing-Insulin-Racun?

Rahasia kurus langsing insulin adalah racun? Maksudnya apa?

Jadi begini.

Apa pun yang berlebihan bersifat bahaya. Kita makan terus menerus, insulin dipompa lagi dan lagi tanpa jeda, gula darah kita melonjak dan sulit dijinakkan di level dasar lagi, akibatnya, selain tentu saja kita terkena diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular lainnya pun (jantung, hipertensi, gagal ginjal, fatty liver, dll…) mengikuti. Baca penuturan dokter ini untuk lebih jelasnya.

By: Dokter Jason Fung

Bencana rosiglitazone dan peningkatan risiko kematian yang mengejutkan sebanyak 22% telah ditemukan dalam studi ACCORD membuat peneliti terfokus pada efek yang berpotensi berbahaya dari beberapa obat penurun glukosa darah. Insulin adalah yang tertua dan terkuat telah dipertimbangkan sebagai paradigma toksisitas.

Membuat diagnosis hiperinsulinemia selalu bermasalah karena beberapa alasan. Tingkat insulin sangat bervariasi sepanjang hari, dan merupakan respons terhadap makanan, makanan yang berbeda akan ditanggapi dengan berlainan pula. Pelepasan insulin, seperti semua hormon, bersifat pulsatile/ naik turun, yang berarti bahwa, hasil ukur bisa sangat berbeda meski dilakukan dalam hitungan menit satu sama lain. Tingkat insulin puasa menyelesaikan beberapa masalah ini, namun sangat bervariasi antarmanusia dan cenderung mencerminkan resistensi insulin yang mendasarinya. Jika si A mengalami insulin resisten dan si B tidak mengalami insulin resisten, maka hasilnya akan berlainan.

Hiperinsulinemia telah dianggap sebagai masalah yang signifikan sejak tahun 1924. Karena tes insulin mulai tersedia pada tahun 1960-an, jelas bahwa resistensi insulin dan hiperinsulinemia terkait erat. Sudah lama diasumsikan bahwa resistensi insulin memprovokasi hiperinsulinemia, namun sebaliknya juga bisa juga terjadi— hiperinsulinemia dapat menyebabkan resistensi insulin.

Baru-baru ini, lebih banyak data tersedia untuk mendukung perkara ini. Begitu peneliti mulai melihat, bukti bahwa hiperinsulinemia memang menjadi masalah dimana-mana. Ini sangat terkait dengan kanker, penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, sindrom metabolik, fatty liver non-alkohol, obesitas dan demensia Alzheimer.

Resistensi Insulin

Lemak ektopik, akumulasi lemak di tempat selain sel lemak, memainkan peran penting dalam pengembangan resistensi insulin. Hati berlemak berkontribusi pada resistensi insulin hati, dan otot berlemak berkontribusi terhadap resistensi insulin pada otot. Bahkan dengan adanya beberapa obesitas, resistensi insulin tidak berkembang tanpa adanya akumulasi lemak ektopik. Ini menjelaskan bagaimana sekitar 20% orang obesitas mungkin tidak memiliki resistensi insulin dan profil metabolik termasuk normal.

Hipotesis yang pertama kali diajukan pada tahun 1950 oleh Jean Vague, visceral, atau central obesity (kegemukan di bagian perut) lebih merusak secara metabolik. Sejak itu, banyak penelitian telah mengkonfirmasi hipotesis ini. Jadi, obesitas perut dibandingkan indeks massa tubuh merupakan bagian dari kriteria sindrom metabolik. Dengan demikian, subjek berat badan normal dapat mengembangkan diabetes tipe 2 jika lemak disimpan di organ bukan di sel lemak, misalnya, secara kasatmana terlihat perut orang tersebut buncit.

Dengan tidak adanya insulin, lemak ektopik ini akan meluruh, dan karenanya resistensi insulin tidak dapat berkembang. Memang, akumulasi timbunan lemak meleleh di bawah kondisi tingkat insulin rendah yang bertahan lama. Insulin diperlukan untuk mengubah kelebihan kalori menjadi lemak dan juga menyimpannya sebagai lemak.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, hiperinsulinemia mendasari semua sindrom metabolik dan konsekuensinya, sebagian besar akan menyebabkan toksisitas insulin.

Aterosklerosis


Atherosclerosis, kadang-kadang disebut ‘pengerasan arteri’ adalah pendahulu serangan jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer. Sejak hari pertama pengobatan insulin, telah dicatat bahwa hal itu telah dikaitkan dengan perkembangan aterosklerosis. Penelitian pada hewan menunjukkan pada awal tahun 1949 bahwa pemberian insulin menyebabkan aterosklerosis dini, namun dapat dengan segera diubah dengan mengurangi insulin, dan mencegah sekresi insulin yang berlebihan.

Aterosklerosis adalah proses inflamasi yang berkembang melalui beberapa tahap—inisiasi, pembengkakan, pembentukan sel busa, pembentukan plak fibrosa dan kemudian lesi tingkat tinggi. Insulin memfasilitasi aterosklerosis sepanjang prosesnya. Selanjutnya, reseptor insulin ditemukan di dalam plak manusia, insulin merangsang pertumbuhan plak, berkontribusi terhadap perkembangan aterosklerosis.

Penyakit Kardiovaskular


Kekhawatiran tentang toksisitas insulin bukanlah hal baru. Pada tahun 1970, UGDP mengemukakan perkara bahwa obat sulphonylurea, yang merangsang produksi insulin, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini menyebabkan Federal Drug Administration mengeluarkan peringatan tentang potensi peningkatan kematian kardiovaskular ini. Namun, karena pilihan terapi terbatas pada saat itu, SU menjadi banyak diresepkan untuk perawatan meskipun ada efek samping yang telah diperingatkan sebelumnya.

Studi Kardiovaskular Quebec menetapkan hiperinsulinemia akan memicu penyakit jantung sejak awal 1996, meskipun dari awal telah mencerminkan resistensi insulin yang mendasarinya dan sebagian besar diabaikan. Tetapi, bukti bahwa toksisitas insulin adalah faktor yang terus menumpuk, terutama dalam pengobatan diabetes tipe 2, dimana dosis pengobatan terkadang tinggi.

Mengkaji lebih dari 12.000 pasien diabetes yang baru didiagnosis di Saskatchewan dari tahun 1991 sampai 1996, periset telah menemukan adanya ‘hubungan yang signifikan dan bergradasi antara risiko kematian dan tingkat pemaparan insulin), bahkan setelah disesuaikan dengan faktor lainnya. Sederhananya, semakin tinggi dosis insulin, semakin tinggi pula risiko sekarat. Itu juga bukan efek sepele. Kelompok insulin tinggi memiliki risiko kematian sebesar 279% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan insulin.

Peneliti Inggris segera menemukan hasil serupa. Database Praktek Umum Inggris dari tahun 2000-2010, yang berisi catatan medis lebih dari 10 juta orang, mengidentifikasi lebih dari 84.000 penderita diabetes yang baru didiagnosis. Dibandingkan dengan pengobatan metformin, penggunaan SU telah dikaitkan dengan 75% risiko kematian lebih tinggi. Insulin lebih parah lagi, risikonya lebih dari dua kali lipat. Hal yang sama juga berlaku untuk serangan jantung, stroke, kanker dan penyakit ginjal.

Pengidap diabetes yang baru didiagnosis di kelompok The Health Information Network (THIN) melipatgandakan risiko penyakit kardiovaskular dengan penggunaan insulin dan risiko meningkat sebesar 55% dengan SUs. Dengan meningkatnya durasi pengobatan, risiko meningkat dan hanya satu-satunya biang kerok—insulin.

Pada pasien yang tidak minum obat, A1C lebih minimal jelas terkait dengan risiko serangan jantung dan kematian yang lebih rendah. Insulin adalah obat penurun gula darah yang kuat. Kegunaannya diasumsikan sanggup melindungi organ tubuh, tapi tidak benar adanya.


Catatan dunia yang telah dengan nyata (the United Kingdom General Practice Research Database) menunjukkan dari tahun 1986 sampai 2008, mengidentifikasi lebih dari 20.000 pasien yang telah menambahkan insulin pada pengobatan diabetes mereka. Pasien dengan A1C terendah mengharapkan kelangsungan hidup terbaik, namun kebalikkannya yang benar!

Pasien dengan insulin terbanyak memiliki hasil terburuk. Pasien yang mencapai A1C sebesar 6,0%, dianggap sebagai kontrol yang ‘ekselen’, bernasib sama buruknya dengan pasien dengan A1C 10,5%, yang dianggap sebagai diabetes ‘tidak terkontrol’. Paradigma glucotoxicity sama sekali gagal menjelaskan fenomena ini. Jika sebagian besar kerusakan akibat diabetes disebabkan oleh glukosa darah tinggi, maka yang dengan A1C paling rendah harus memiliki hasil terbaik. Tapi ternyata tidak.

Ini bukan temuan yang terisolasi karena studi demi studi menunjukkan hasil yang sama. Sebuah penelitian di tahun 2011 mengkonfirmasi bahwa baik glukosa darah rendah maupun tinggi yang membawa risiko kematian dan penggunaan insulin berlebihan dikaitkan dengan risiko kematian 265% yang mengejutkan.

Rahasia-kurus-langsing-insulin-racun

Sebuah studi di Cardiff University meninjau data dari hampir 10% populasi Inggris dari tahun 2004-2015 dan menemukan bahwa A1C yang lebih rendah dikaitkan dengan risiko kematian yang meningkat, terutama didorong oleh 53% peningkatan risiko penggunaan insulin. Padahal, dalam penelitian ini, tidak ada obat lain yang meningkatkan risiko kematian.

Metformin adalah obat lini pertama standar untuk diabetes tipe 2. Menambahkan insulin, dibandingkan dengan SUs meningkatkan risiko penyakit jantung atau kematian sebesar 30%. Dalam database Belanda, dosis insulin harian tinggi dikaitkan dengan tiga kali risiko kardiovaskular tinggi. Pada pasien gagal jantung, penggunaan insulin dikaitkan dengan risiko kematian empat kali lipat lebih tinggi.

Metformin versus SU


Baik metformin dan SUs secara efektif mengendalikan glukosa darah, namun keduanya berbeda dalam satu hal penting. SUs meningkatkan sekresi insulin tubuh, di mana metformin tidak. Apakah ini penting? Rahasia kurus langsing insulin adalah racun dan apakah hubungannya dengan metformin?

Database Veteran Affairs di Amerika Serikat mengandung lebih dari 250.000 penderita diabetes tipe 2 yang baru didiagnosis. Memulai pengobatan dengan SU memiliki risiko penyakit kardiovaskular 21% lebih tinggi dibandingkan dengan metformin. UKPDS juga telah menunjukkan bahwa metformin sangat bermanfaat pada pasien diabetes tipe 2 yang obesitas dibandingkan dengan insulin atau SU. Studi lain memperkirakan penggunaan SUs meningkatkan risiko serangan jantung atau kematian sebesar 40-60%.

Pengalaman di Inggris tidak berbeda, di mana penggunaan SUs meningkatkan risiko serangan jantung atau kematian oleh 40% yang membingungkan. Selanjutnya, risiko ini meningkat tergantung dosis. Simpelnya, semakin tinggi dosis SU, semakin besar risikonya.


Hasil ini akhirnya dikonfirmasi dalam uji coba terkontrol acak tahun 2012, standar emas obat berbasis bukti. Terapi awal dengan SU meningkatkan risiko penyakit vaskular sebesar 40% meski memiliki kontrol glukosa darah yang sama. Ini disepakati dengan sempurna dengan perkiraan sebelumnya. Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian pada diabetes tipe 2, jadi pentingnya penelitian ini tidak dapat diremehkan. Dua obat, mengendalikan glukosa darah sama-sama bisa memiliki efek berbeda pada efek kardiovaskular. Perbedaan utamanya? Satu merangsang insulin dan menyebabkan kenaikan berat badan, di mana yang lainnya tidak.

Insulin yang berlebihan beracun, terutama untuk penderita diabetes tipe 2, dimana insulin awal sudah sangat tinggi. Dengan meninjau ke belakang, masalah ini menjadi sangat jelas. Glukosa darah tinggi hanya merupakan gejala penyakit diabetes tipe 2, yang ditandai dengan hiperinsulinemia dan resistensi insulin. Pemberian insulin lebih banyak akan menurunkan glukosa darah, tetapi memperburuk hiperinsulinemia merupakan cikal bakal terjadinya penyakit diabetes tipe 2.

Pemberian insulin lebih banyak berhasil menutupi hiperglikemia, namun memperburuk hiperinsulinemia. Kita hanya mengobati gejala tapi bukan penyakit yang sebenarnya. Kita berpura-pura bahwa gejala merupakan penyakit yang sebenarnya.

Situasinya sama dengan alkoholisme. Pasien dengan ketergantungan alkohol sering mengalami gejala penarikan yang parah saat pantang. Sindrom ini, yang disebut delirium tremens termasuk tremor dan bahkan kebingungan umum.

Situasinya sama dengan alkoholisme. Pasien dengan ketergantungan alkohol sering mengalami gejala withdrawal yang parah saat pantang. Sindrom ini, yang disebut delirium tremens termasuk tremor dan bahkan linglung.

Memberikan kembali alkohol dapat secara efektif mengurangi gejala. Tetapi, penyakit alkoholisme yang mendasarinya tidak membaik, namun justru memperburuk keadaan. Anda tidak bisa mengobati alkoholisme dengan alkohol dan mengharapkan hasil positif. Dengan cara yang sama, Anda tidak dapat mengobati hiperinsulinemia dengan insulin.

Rahasia Kurus Langsing Insulin Racun dan Kanker


Hubungan antara diabetes dan risiko kanker sudah tak terbantahkan. Penderita diabetes berisiko tinggi terhadap berbagai jenis kanker, termasuk semua kanker yang paling umum seperti kanker payudara, usus besar, endometrium, ginjal dan kandung kemih. Obesitas, diabetes pra-diabetes dan tipe 2 semuanya terkait dengan peningkatan risiko kanker yang menunjukkan bahwa faktor selain peningkatan glukosa darah memainkan peran utama dalam merajalelanya kanker.

Kanker. Picture Source: i1.kknews.cc

Ketiga kondisi tersebut terkait dengan adanya hiperinsulinemia dan resistensi insulin. Insulin adalah well-known growth factor yang menginduksi sel untuk menjalani pembelahan, yang mendorong pertumbuhan tumor. Misalnya, wanita dengan kadar insulin tertinggi membawa risiko 2,4 kali lipat lebih tinggi terkena kanker payudara. Obesitas itu sendiri mungkin berperan, namun hiperinsulinemia dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, berapapun berat badannya. Wanita langsing dan wanita gemuk, bila disesuaikan dengan tingkat insulin, menunjukkan risiko kanker payudara yang sama

Mutasi gen tunggal yang merupakan efek insulin secara signifikan meningkatkan risiko kanker. Pioglitazone, obat yang meningkatkan efek insulin dikaitkan dengan peningkatan kejadian kanker kandung kemih.

Pilihan pengobatan diabetes secara signifikan mempengaruhi risiko kanker, menegaskan kembali peran besar hiperinsulinemia. Penggunaan insulin meningkatkan risiko kanker usus sekitar 20% per tahun. Sebuah tinjauan terhadap database General Practice Inggris menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan metformin, insulin meningkatkan risiko kanker sebesar 42%, dan SUs sebesar 36%. Sebuah tinjauan terhadap 10.309 penderita diabetes yang baru didiagnosis pada populasi Saskatchewan mengungkapkan bahwa penggunaan insulin meningkatkan risiko kanker hingga 90% dan SUs sebesar 30%.

Begitu kanker telah terbentuk, glukosa darah tinggi dapat memungkinkan pertumbuhan lebih cepat. Sel kanker dikenal sebagai avid glukosa, dengan fleksibilitas metabolik terbatas dalam menggunakan bahan bakar lain seperti asam lemak bebas bila persediaan glukosa rendah. Sel kanker sangat aktif secara metabolik, membutuhkan persediaan glukosa yang besar untuk berkembang biak.

Rahasia Kurus Langsing Insulin Racun dan Kesimpulan


Menurut Pusat Pengendalian Penyakit, pada tahun 2013, tiga penyebab utama kematian di Amerika Serikat adalah:
1. Penyakit Jantung 23,7%
2. Kanker 22,8%
3. Penyakit paru kronis 5.7%

Penyakit jantung dan kanker jauh melampaui semua penyebab kematian lainnya dengan selisih lebar. Mereka terhubung dalam satu cara yang signifikan. Hiperinsulinemia dan toksisitas insulin.

Jadi pertanyaan tentang Rahasia kurus langsing insulin adalah racun sudah terjawab, kan?

Leave a Reply

Your email address will not be published.