Rahasia Langsing Tahu Faktor Penyebab Obesitas

Rahasia-Langsing-Tahu-Faktor-Penyebab-Obesitas

Rahasia langsing tahu faktor penyebab obesitas. Benarkah?

Obesitas bukan disebabkan karena satu faktor saja. Sifat multifaktorial yang merupakan aspek krusial penyebab kegemukan, sayangnya, sering terabaikan. Apakah kalori menyebabkan obesitas? Ya, sebagian. Apakah karbohidrat menyebabkan obesitas? Ya, sebagian. Apakah serat melindungi kita dari obesitas? Ya, sebagian. Apakah resistensi insulin menyebabkan obesitas? Ya, sebagian. Apakah gula menyebabkan obesitas? Ya, sebagian. Semua faktor ini menyatu pada beberapa jalur hormonal yang menyebabkan penambahan berat badan. Insulin adalah jalur hormonal yang paling penting. Diet rendah karbohidrat mengurangi insulin. Diet rendah kalori membatasi semua makanan dan karena itu mengurangi insulin. Diet paleo (rendah makanan olahan dan tepung) mengurangi insulin. Diet sup kubis mengurangi insulin. Mengurangi porsi asupan makanan bergizi menurunkan insulin.

By: Dokter Jason Fung

Hampir semua penyakit bersifat multifaktorial. Coba kita lihat penyakit kardiovaskular. Riwayat keluarga, usia, jenis kelamin, merokok, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kurang aktivitas fisik semua berpengaruh, mungkin kadarnya tidak sama persis, namun semua sisi itu dapat menyebabkan penyakit jantung. Kanker, stroke, penyakit Alzheimer dan gagal ginjal kronis adalah semua penyakit multifaktorial. Rokok yang berkontribusi terhadap penyakit jantung bisa juga mengarah pada penyakit hipertensi. Keduanya diidentifikasi sebagai faktor penting. Bukan hanya karena si A benar, lantas si B menjadi salah. Dengan demikian, sungguh merupakan strategi yang bodoh jika hanya fokus pada satu penyebab saja tanpa mempertimbangkan elemen lain.

Rahasia Langsing Tahu Faktor Penyebab Obesitas

Kita seharusnya tidak memperlakukan obesitas sebagai anak tiri. Obesitas juga merupakan penyakit multi faktor. Yang dibutuhkan adalah kerangka kerja, struktur, teori yang koheren untuk memahami bagaimana semua faktor ini bisa saling menguatkan. Seringnya, model obesitas kita saat ini mengasumsikan bahwa hanya ada satu penyebab tunggal, dan para pengikut fanatiknya menganggap dirinya telah memegang tahta yang lain adalah budak belian. Ada perdebatan tanpa henti tentang siapa sesungguhnya sang raja sejati. Asumsi penyebab obesitas meliputi:
1. Terlalu banyak karbohidrat? Bisa jadi.
2. Terlalu banyak lemak jenuh? Bisa jadi.
3. Terlalu banyak daging merah? Mungkin saja.
4. Terlalu banyak makanan instan? Leh uga.
5. Terlalu banyak susu full cream? Who knows.
6. Terlalu banyak gandum? Ah ya, mungkin.
7. Terlalu banyak gula? Oh really?
8. Terlalu banyak makanan enak? Siapa tahu.
9. Terlalu banyak makan di luar? Sort of.
Ini terus berlanjut. Semuanya mungkin saja setengah benar. Sayangnya, hanya sebagian.

Jadi, pengikut aliran-rendah-kalori meremehkan kaum-rendah-karbohidrat. Gerakan-rendah-karbohidrat menertawakan bangsa-Vegan. Bangsa Vegan mengolok-olok pendukung Paleo. Para pengikut Paleo mencemooh para pemuja Low Fat. Semua diet bekerja, karena semuanya mengatasi aspek penyakit yang berbeda. Tapi tidak satu pun dari mereka bekerja untuk jangka panjang, karena semua aliran diet tidak mengatasi seluruh dan setiap jengkal penyakitnya. Apa sih susahnya untuk tetap akur? Tanpa pemahaman kritis tentang sifat multifaktor dari obesitas, kita akan terjebak pada lingkaran setan saling mencemooh.

Demikian pula, kebanyakan diet mengalami gagal yang fatal karena mencoba melihat hanya dari terowongan. Berbagai percobaan yang membandingkan rendah karbohidrat dengan diet rendah kalori semuanya telah membuat tali simpul yang salah. Kedua diet ini tidak saling mendukung secara eksklusif. Bagaimana jika keduanya benar? Maka akan terjadi penurunan berat badan yang sama di kedua sisi. Diet rendah karbohidrat menurunkan insulin. Menurunkan kadar insulin mengurangi obesitas. Tetapi, semua makanan meningkatkan insulin sampai tingkat tertentu. Karena karbohidrat olahan disarankan dikonsumsi sebanyak 50% atau lebih Diet Standar Amerika, diet rendah kalori umumnya mengurangi karbohidrat juga. Jadi diet rendah kalori, dengan membatasi jumlah total makanan, tetap bekerja untuk menurunkan kadar insulin. Keduanya memang bekerja.

Itulah yang dikatakan profesor Harvard, Dr. Sacks dalam penelitian acaknya terhadap empat diet berbeda. Meski ada perbedaan kadar karbohidrat, lemak dan protein, penurunan berat badan pun sama. Penurunan berat badan maksimum terjadi pada enam bulan, dan berat badan bertahap naik pasca itu. Sebuah meta-analisis percobaan diet 2014 mencapai kesimpulan yang sama. “Weight loss differences between individual diets were minimal”. Tentu, terkadang satu diet sedikit lebih baik dari yang lain. Bedanya seringkali kurang dari satu kg dan sering memudar hingga satu tahun. Mari kita hadapi itu. Kita telah menjalani diet rendah-kalori-rendah-lemak. Itu tidak berhasil. Kita telah melakukan Atkins. Hasilnya tidak seperti yang dijanjikan. Sementara pelajaran penting yang dapat kita petik, itu bukan jawaban yang tepat. Karbohidrat hanyalah satu faktor dalam penyakit multi faktor. Kita telah melakukan diet protein tinggi. Kita telah melakukan diet sup kubis. Kita telah melakukan diet kue. Semua diet ini hanya membahas satu faktor dalam penyakit multi faktoral. Selanjutnya, mereka sama sekali mengabaikan pertanyaan “KAPAN HARUS MAKAN” serta faktor ketergantungan waktu terhadap obesitas.

Terkadang, dengan kesimpulan yang telah salah kaprah ini, akan ditafsirkan sebagai keyakinan bahwa segala sesuatu bisa dimakan asalkan porsinya moderat atau secukupnya. Ini bahkan tidak sedikit pun menyenggol kompleksitas penambahan berat badan pada subjek manusia. Pada dasarnya ini merupakan jawaban cop-out. Itu adalah usaha yang disengaja untuk menghindari usaha lebih tekun untuk mencari apa sebenarnya yang melatarbelakangi obesitas. Misalnya, jika kesimpulannya seperti itu maka bisa bermakna kita sebaiknya makan brokoli dengan porsi moderat sama seperti makan es krim? Tentu saja tidak. Haruskah kita minum susu secukupnya sama seperti minum soft drink? Tentu saja tidak. Kebenaran yang telah lama dikenal adalah makanan tertentu harus sangat dibatasi. Ini termasuk minuman manis dan permen manis, misalnya. Makanan lain tidak perlu dikurangi dengan cara apapun – kangkung atau brokoli, misalnya. Makanan tertentu, paling ideal apabila dikonsumsi secukupnya, contohnya daging hewan.

Ada lagi kekeliruan lain yang telah menyimpulkan bahwa ‘ini semua tentang kalori’. Sebenarnya, tidak seperti itu. Kalori hanya satu faktor dalam penyakit multifaktoria obesitas. Ini tampak seperti jawaban default, tapi memang sudah terbukti salah. Bagaimanapun, pengurangan kalori telah membuktikan kegagalannya selama 50 tahun terakhir. Diet rendah kalori telah dicoba berkali-kali. Dan gagal setiap saat.

Ada jawaban lain yang tidak benar-benar menjawab. Ini termasuk, ‘Tidak ada diet terbaik’ atau ‘Pilihlah makanan yang sesuai untuk Anda’ atau, “Diet terbaik adalah yang dapat Anda ikuti.” Jika ahli gizi tidak mengetahui penyakit obesitas dan tidak tahu diet yang tepat, apa kabar dunia persilatan? Ini adalah kemalasan intelektual yang paling buruk, menunjukkan kurangnya imajinasi tentang masalah obesitas. Apakah ini berarti bahwa mengikuti Standar Diet Amerika adalah makanan terbaik untuk saya, karena itu yang bisa saya ikuti? Apakah ini berarti saya bisa makan makanan sereal berlumur gula dan pizza? Pastinya, enggaklah. ‘Pakar’ yang terlalu lamban akan berbicara ‘semua diet sama kok’. Kemalasan intelektual murni ini tidak bisa diterima. Kita tidak butuh ‘ahli’ jika memang dia hanya memberikan jawaban lame-duck, “Semua diet ciamik lho. Anda bisa melakukan apa pun yang Anda inginkan”.

Hmm, rahasia langsing tahu faktor penyebab obesitas benarkah harus dibahas?

Pada penyakit kardiovaskular, misalnya, jika Anda mendapati jawaban hanya menyorot pada satu faktor, akan dianggap jawaban yang cacat. Jika Anda mengalami penyakit jantung, Anda akan disarankan berhenti merokok dan juga berusaha aktif setiap saat. Jadi kita disarankan melakukan keduanya. Dokter tidak akan akan mengatakan, “Gaya hidup terbaik untuk penyakit jantung adalah terserah, bebas mau ngapain aja.”. Sayangnya, banyak yang disebut ‘ahli’ dalam obesitas memiliki sentimen sejenis ini.

Bayangkan, ada tiga pria yang belajar tentang pohon.
1. Pria pertama hanya mengamati batang pohon dan menyatakan bahwa pepohonan berukuran besar, bulat dan kasar.
2. Pria kedua melihat ranting-rantingnya menyatakan bahwa pepohonan kecil, bulat dan halus.
3. Pria ketiga, hanya mempelajari daunnya, mengatakan bahwa pepohonan kecil, rata dan hijau.

Ketiganya benar sekaligus juga salah; sama seperti setiap faktor dalam penyakit multi-faktorial, bisa jadi benar dan bisa juga salah. Pada penyakit kardiovaskular, kita bisa melihat pohonnya. Pada obesitas kita tidak bisa. Kalori, karbohidrat, makanan olahan, gula, makanan cepat saji, serat, cuka, lemak, protein, dan daging adalah bagian penting dari pohon obesitas.

Sebagian besar diet menyerang satu bagian dari keseluruhan masalah. Tapi mengapa perlu untuk membahas satu sisi saja? Dalam pengobatan kanker, misalnya, beberapa jenis kemoterapi dan radiasi digabungkan bersama. Probabilitas keberhasilan jauh lebih tinggi dengan serangan simultan. Pada penyakit kardiovaskular, beberapa perawatan obat bekerja sama. Kita menggunakan obat-obatan untuk mengobati tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan menghentikan merokok—semuanya pada waktu bersamaan. Mengobati tekanan darah tinggi tidak berarti mengabaikan kolesterol. Dalam menghadapi infeksi yang menantang seperti HIV, koktail obat anti-virus yang berbeda dikombinasikan bersamaan untuk khasiat maksimum.

Bahasan tentang apa rahasia langsing tahu faktor penyebab obesitas semakin menarik.

Pendekatan yang sama diperlukan untuk mengatasi masalah multidimensi obesitas. Alih-alih menargetkan satu titik dalam kaskade obesitas, kita memerlukan multipel target dan perawatan. Tapi pendukung Low Carbohydrate tidak ingin mendengar tentang kalori, daging, atau resistensi insulin. Bagi mereka, ini semua tentang pembatasan karbohidrat. Padahal semua makanan, bahkan karbohidrat rendah pun berkontribusi pada kenaikan kadar insulin. Peminat-rendah-kalori tidak ingin mendengar tentang karbohidrat, gula, daging, atau susu. Bagi mereka, ini semua tentang pembatasan kalori. Anda bisa makan es krim untuk makan malam jika memiliki jumlah kalori yang sama dengan seporsi salad jumbo. Kita tidak perlu memilih satu sisi saja. Alih-alih membandingkan strategi diet rendah kalori versus rendah karbohidrat, kenapa tidak bisa kita lakukan keduanya? Tidak ada alasan.

Pertanyaan tentang mengapa rahasia langsing tahu faktor penyebab obesitasnya terlebih dahulu sudah terjawab, kan?

Leave a Reply

Your email address will not be published.